I. Menara Babel
'Babel' adalah nama dari salah satu kota penting yang didirikan oleh Nimrod di tanah Sinar (Sumer), Babilonia kuno. Babel disebut bersama Erekh dari Akad (Kejadian 10.10). Menurut tradisi Babilonia kota itu didirikan oleh dewa Marduk, dan dihancurkan oleh Sargon ± 2350 sM sewaktu ia mengambil tanah dari situ untuk mendirikan ibukotanya yang baru, Agade.
Sejarah pembangunan kota itu dengan menaranya yang tinggi, diceritakan dalam Kejadian 11:1-11. Di sana nama Babel (Ibrani בָּבֶל - BABEL) diterangkan secara etimologi populer, berdasarkan atas akar kata yang mirip bahasa Ibrani בָּלַל - BALAL, sebagai 'kekacauan' atau 'pencampuran'. Dengan demikian Babel menjadi sinonirn dengan kekacauan yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan bahasa yang merupakan bagian hukuman Tuhan atas kecongkakan manusia yang nyata pada pembangunan itu.
Sampai sekarang belum ada bukti arkeologi yang membenarkan adanya kota di Babel sebelum dinasti pertama (± 1800 sM). Tapi tradisi Babilonia dan suatu naskah dari Sharkalisharri, menceritakan bahwa raja dari Agade kr 2250 sM membangun kembali menara kuil (ziggurat) di Babel. Informasi itu menyarankan bahwa sebelumnya telah ada kota suci di tempat tsb. Tindakan Sargon mungkin menguatkan ini. Penggunaan tanah liat yang dibakar untuk bata dan penggunaan aspal sebagai lepa (Kejadian 11:3) telah diceritakan sejak waktu sebelumnya. Mungkin aspal itu diapungkan di Sungai Efrat dari Het.
'Menara Babel', istilah yang tidak terdapat dalam PL, biasa-nya menunjuk kepada menara (migdol) yang dibangun menjadi tanda tertinggi yang berhubungan dengan kota itu dan pemuja-pemujanya. Pada umumnya dianggap, bahwa sama seperti kota itu, menara tersebut juga belum selesai dibangun (ayat 8), dan bahwa itulah menara kuil bertingkat atau ziggurat dengan banyak tingkatan. Bentuk ini dikembangkan di Babel pada ± 3000 sM mulai dari temenos atau panggung yg menyangga suatu kuil yg dekat dengan kuil-kuil kota (seperti di Erekh dan 'Ukair). Setelah singgungan naskah Sharkalisharri ziggurat di Babel, yang dikemukakan kemudian adalah yang berhubungan dengan pemugarannya oleh Esarhadon thn 681-665 sM. Hal ini disebut Etemenanki dalam bahasa Sumer (pembangunan dasar panggung langit dan bumi) dan dihubungkan dengan kuil Marduk Esagila, 'bangunan yang puncaknya adalah langit'.
Sangat mungkin bahwa bangunan yang dianggap keramat itu meniru suatu bangunan yg lebih tua. Menara ini mengalami kerusakan besar dalam perang tahun 652-648 sM, tapi diperbaiki lagi oleh Nebukadnezar II (605-562 sM). Bangunan inilah yang sebagian ditemukan oleh Koldewey pada tahun 1899. Herodotus, sewaktu perkunjungannya ± 460 sM, menceritakan tentang bangunan ini, yang juga dibicarakannya dalam suatu papan (tablet) dengan tulisan Mesir kuno dari tahun 229 sM (Louvre, AO 6555). Dengan demikian dimungkinkanlah membuat gambar menara berikutnya.
Lantai dasar menara itu berukuran 90 X 90 m dan tingginya 30 m. Di atas lantai dasar itu dibangun lima lantai, tiap lantai tingginya 6-18 m. Makin ke atas makin kecil ukuran lantai-lantai itu. Sebagai mahkota dari bangunan itu, pada tingkat yang paling atas adalah bangunan kuil. yang dalam anggapan zaman itu menjadi tempat kehadiran sang dewa bila berurusan dengan manusia. Sarana penghubung adalah tangga atau jalan landai. Bagan paling akhir dari suatu ziggurat bertingkat tujuh menunjukkan bahwa tingginya adalah sama dengan lebar dasarnya, dengan suatu kuil berbentuk kubus terletak di puncaknya. Ziggurat-ziggurat yang serupa terdapat di Asyur, Ur, Calah, Erekh dan di Niniwe.
Ziggurat Babel dirusak oleh Xerxes pada thn 472 sM.
Aleksander membersihkan puing-puingnya dengan maksud membangunnya kembali, tapi urung karena ia meninggal. Patok-patok batasnya kemudian dibuang oleh penduduk setempat, dan kini tempat dari apa yang disebut Etemenanki itu adalah suatu lubang (Es-Sahn) yang dalamnya sarna dengan tinggi bangunan asli.
Para pelancong pada segala abad selalu berusaha menemukan tempat menara Babel yang telah menjadi puing itu. Ada yang menyamakannya dengan Es-Sahn tadi, yang lain menyamakannya dengan sisa-sisa yang telah menjadi seperti kasa, yakni sisa-sisa dari ziggurat yang masih ada di Borsippa (mod Birs Nimrud), 11 km di sebelah tenggara Babel, kemungkinan dari zaman Neo-Babilonia.
Dugaan lain berkata bahwa tempat menara seperti yang disinggung dalam Alkitab, adalah di Dur-Kurigalzu (Aqar Quf), di sebelah barat Bagdad. Tapi kota ini dibangun kr 1400 sM. Yang dapat dikatakan dengan pasti adalah, bahwa cerita Kitab Kejadian tentang menara adalah bersifat sejarah yg dapat dipercaya mengenai bangunan-bangunan yang tidak bisa ditemui lagi.
Beberapa ahli menghubungkan penglihatan Yakub tentang tangga dan 'pintu gerbang ke sorga' (Kejadian 28:11-18) dengan suatu ziggurar scperti pernah dibangun di Babel.
Menurut Kejadian 11:9 campur tangan Allah dalam pembangunan Babel mengakibatkan kekacauan bahasa-bahasa dan kemudian penyebaran manusia, mungkin pada zaman Peleg (Kejadian 10:25).
Babel telah menjadi lambang kecongkakan manusia dan kejatuhannya yang tidak dapat dihindari.
Rekonstruksi menara (Ziggurat) dibangun oleh raja Ur, Urnammu, lk 2100 sM.
Peron-peronnya diwarnai hitam, merah, biru, yang tertinggi dilapisi perak,
KEPUSTAKAAN:
A Parrot, The Tower of Babel. 1955;
D.J Wiseman. AS 22. 1972, hlm 141 dst.
II. Kota Babel
Kota Babel di tepi S Efrat (80 km di sebelah selatan Bagdad sekarang, negeri Irak) yang menjadi ibukota negeri Babel dalam hal politik dan agama, juga menjadi ibukota dari kerajaan dan kebudayaan di wilayah itu.
a. Nama
Kata Ibrani בָּבֶל - BABEL atau BAVEL ( menerjemahkan kata Babilonia bab-ili. jamak bah-ilani, yang menerjemahkan kata Sumer yang lebih kuno ka-dingir-ra, 'pintu gerbang Allah'. Dalam bahasa Mesir b-bi-r' (= bbr atau bbl), bahasa Persia kuno babirus. Nama-nama lain sebagai padanan kata ini dalam naskah-naskah Babilo-nia adalah tin-tirki), 'hidup pohon-pohon ', mereka artikan sebagai 'tempat kehidupan ': e-ki, 'tempat terusan-terusan '. שֵׁשַׁךְ - SESAKH dari Yeremia 25:26; 51:40 biasanya diartikan sebagai teka-teki yang menunjuk ke Babel; ada yang menganggapnya seski, kata yang mungkin jarang dipakai dan sangat tua.
b. Pendirian
Menurut Kejadian 10:10 Nimrod meletakkan dasar kota ini sebagai ibukota. Tapi tradisi agamawi Babilonia percaya, bahwa yang meletakkan dasar itu adalah dewa Marduk. Tak ada catatan lain tentang pendirian dan pembangunan kota itu.
c. Sejarah
Sargon I dari Agacle (kr 2350 sM) dan penerusnya. Shar-kalisharri, mendirikan kuil-kuil baai dewa-dewa Anunitum clan Amal dan menurut tradisi juga memperbaiki panggung kuil. Mungkin kola mereka, Agade, telah elibangun eli atas puing-puing kota Babel yg sebelumnya. Pada zaman Shulgi dari Ur (± 2000 sM) Babel diserang dan kemudian diperintah oleh gubernur-gubernur (patesi) yang diangkat dari Ur.
Dengan kedatangan dinasti Amari pcrtama di Babel di bawah Sumu-abum. tembok-ternbok kota diperbaiki dan Hammurabi serta para penerusnya memperluas kota itu, yang berkembang sehagai ibukota daerah mereka sampai dika-lahkan oleh orang-orang Het ± 1595 sM. Setelah beberapa lama diperintah oleh bangsa Kasit, kota itu memberontak dan diserang pada beberapa peristiwa, teristimewa oleh Tiglat-Pileser I dari Asyur ± 1100 sM.
Babel berkali-kali berjuang untuk kernerdekaannya, dan suatu kali seorang pemegang pemerintahan dari bangsa Kasdim, Marduk-Apla-Iddina II (722-710, 703-702 sM), mengutus duta-duta untuk meminta pertolongan dari Yudea (2 Raja 20:12-18). Ucapan Yesaya tentang nasib kota itu (Yesaya 13) mirip dengan cerita Sargon II dari Asyur tentang serangannya terhadap kota tersebut. Dalam usaha untuk meniadakan pernimpin-pemirnpin pemberontakan itu, beberapa penduduk kota dipindahkan ke Samaria, dan di sana mereka memasukkan pemujaan kepada dewa-dewa kota dari Babel (2 Raja 17:24-30). Sanherib melantik anaknya menjadi raja Babel tapi ia dibunuh oleh Elam yg pro-Babel, 694 sM. Sanherib mengharap dapat menghapus semangat kebangsaan Babel dengan meruntuhkan kota Babel pada thn 689, dan memindahkan tugu-tugunya yg suci.
Putranya, Esarhadon, berusaha memperbaiki kota suci itu: ia memindahkan Manasye ke Babel sebagai tawanan (2 Tawarikh 33:11). Ia menjadikan Babel kota taklukan di bawah seorang dari anak-anaknya, Samas-sum-ukin. Tapi orang ini bertengkar dengan saudaranya, Asyurbanipal dari Asyur. Dalam perang yang kemudian tahun 652-648 sM Babel rusak berat karena api, dan sekali lagi orang-orang Asyur mengangkat seorang pribumi, Kandalanu, menjadi gubernur.
Kemunduran kerajaan Asyur rnemungkinkan Nabopo-lasar, orang Kasdim, membangun kembali kota itu dan mendirikan dinasti baru pada 626 sM. Pekerjaannya membangun kota itu kembali dilanjutkan dengan baik oleh para penerusnya. teristimewa oleh putranya, Nebukadnezar II, raja Babel (2 Raja 24:1), yang membanggakan diri atas kota besar yang telah dibangunnya kembali itu (Daniel 4:30). Di Babel-lah orang Yahudi ditempatkan sebagai tawanan, setelah tentara Babel beberapa kali menang perang atas Yehuda. Di antara tawanan itu adalah Yoyakim. Penjara tempat dia ditawan ditandai oleh tulisan-tulisan yang terdapat di puing-puing Babel. Barang rampasan dari Bait Suci Yerusalern, yang dibawa bersama raja Zedekia yang telah dibutakan (2 Raja 25:7-13) disimpan di kuil utama kota itu, mungkin kuil dewa Marduk (2 Tawarikh 3:7). Kota Babel kemudian diperintah oleh Arnel-Marduk (Ewil Merodakh) di mana Daniel melayani pemegang pemerintahan Kasdim yang terakhir, Belsyazar, yang memerintah bersama dengan Nabonidus.
Yesaya telah menubuatkan (Yesaya 14:1-23; 46:1,2: 47:1-5) begitu juga Yeremia (50-51) bahwa Babel akan jatuh pada waktunya, dan yang akan tinggal hanyalah puing-puing. Pada Oktober 539 orang Persia di bawah pimpinan Koresy memasuki Babel dan membunuh Belsyazar (Daniel 5:30). Bangunan-bangunan utama tidak dirusak. dan kuil-kuil dengan arca-arcanya diperbaiki at as perintah raja. Di luar Alkitab tidak ada sumber informasi tentang pernerintahan kota ini, yang kemudian menjadi ibukota tambahan dari Persia.
Bejana-bejana kuil diserahkan kepada Sesbazar untuk membangun kembali [url=http://www.sarapanpagi.org/yerusalem-sion-vt243.html#p528Yerusalem[/url], dan penemuan laporan tentang ini. mungkin di dalam gedung arsip di Babel, menjadi sebab dari kelanjutan kembalinya Yahudi buangan yang terbuang di Babel di bawah pimpinan Ezra (Ezra 8:1). Seperti dulu, Babel adalah pusat beberapa pemberontakan antara lain oleh Nidintu-Bel (522 sM); Araka (521 sM); Belsyimanni dan Syamasy-eriba (482 sM).
Waktu Xerxes menindas yg terakhir, ia merusak kota itu (478 sM); Aleksander berencana memperbaikinya, tapi baru sebagian kecil perbaikan itu selesai ia meninggal. Dengan pembangunan Selcukia di pantai Sungai Tigris, sebagai ibukota pemegang-pemegang pemerintahan Seleukid setelah pendudukan Babel pada tahun 312 sM, sekali lagi Babel jatuh kepada kerusakan dan puing-puing. Tapi, menurut tulisan-tulisan berbentuk baji di atas papan, kuil Bel di sana tetap ada sampai paling sedikit tahun 75 sM.
d. Penyelidikan
Sejak Herodes dari Halikarnasus kr 460 sM (History, 1. 178-188) meninggalkan cerita-cerita tentang kunjungannya ke Babel. banyak orang yang tertarik dengan kota itu, antara lain Benyamin dari Tudela (abad 12), Rauwolf (1574), Niebuhr (1764), C.J Rich (1811-1821) dan Ker Porter (1818) kemudian diikuti oleh penyelidik-penyelidik yang lebih ilmiah, membuat penelitian dan rcncana atas puing-puing itu. Usaha pertama oleh Layard (1850) dan Fresnel (1852), kemudian diikuti penggalian yang sistematis di bagian dalam kota itu oleh Deutsche Orient Gesellschaft di bawah Koldewey (1899-1917). dan lebih kemudian lagi oleh Lenzen pada tahun 1956-1958. Sejak 1962 orang Irak telah memperbaiki kuil Ninmah.
Hasil penclitian tadi digabungkan dengan bukti-bukti lebih dari 10.000 ayat-ayat tertulis, yang ditemukan di tempat itu oleh orang-orang pribumi yang mencangkul tanah untuk membuat bata, memungkinkan untuk membuat gambar yang tepat dari kota zaman Nebukadnezar itu. Gundukan reruntuhan, bebe-rapa kali perusakan dan pembangunannya kernbali. bersama dengan perubahan arah Sungai Efrat dan bcrtambah dalarnnya pcrmukaan air di bawah tanah berarti, bahwa baru sebagian kecil dari kota itu yang sudah digali, sedangkan bagian terbesar bel urn digali sampai sekarang.
Kini tempat itu ditutupi oleh bukit-bukit yg terpisah-pisah. Yang paling besar, Qasr, menutupi baluwarti - benteng pertahanan kota: Merkas, suatu bagian kota. Di scbelah utara Bawil, istana utara atau istana musim panas Nebukadnezar: Amran ibn 'Ali kuil Marduk, dan Sahn tempat ziggurat atau panggung kuil.
Babel dikelilingi tembok ganda, tersusun berbelit-belit.
Tembok luar panjangnya 27 km, kuat dan cukup lebar bagi kereta-kereta jalan di atasnya, dilengkapi dengan panggung-panggung pertahanan, dan mempunyai 8 pintu. Di sebelah utara pintu-pintu gerbang yg besar dari Isytar menuju ke jalan arak-arakan terus ke tembok ke Esagila. kuil Marduk, dan ziggurat Etemenanki di dekatnya. Jalan besar yg dialasi batu ini panjangnya 920 m, tembok-temboknya dihiasi dengan batu yang diemail dengan gambar 120 ekor singa (lambang Isytar), 575 musrussu - naga-naga (Marduk), dan lembu-lembujantan (Bel) disusun silih berganti deretannya.
Jalan itu membelok ke barat dan menyeberangi Sungai Efrat melalui suatu jembatan yang menghubungkan Kota Baru di pantai barat dengan ibukota yang lama. Istana-istana yang utama yang begitu diperhatikan raja-raja. kini merupakan komplek bangunan-hangunan dalam benteng. dan di antaranya berada ruang takhta (52 X 17 m) yang mungkin dipakai pada zaman Daniel. Pada pojok timur laut dari israna, ada sisa-sisa dari tiang-tiang yang oleh Koldewey dianggap penyangga dari 'taman-taman ganrung' yang dibangun oleh Nebukadnezar bagi Amitis, istrinya. sebagai kenang-kenangan kepada tanah kelahirannya.
Banyak bagian dari wilayah kota dan kuil-kuilnya, 53 kini dikenal, telah ditcmukan. Bcbcrapa nama dari bagian-bagian kota kadang-kadang dipakai untuk menghunjuk segenap kola itu (Shuanna, [JCS 23, 1970, him 63] Susan, Tuba, Tintir, Kullab). Perusakan yang berulang kali mengakibatkan hanya sedikit barang kuil yang tersisa pada tempatnya. Pemilikan atas area Marduk yang tempatnya di Esagila, merupakan puncak kemenangan dan dibawa ke ibukota negara pemenang. Tentang agama dan kebudayaan Babel,lihat bagian III di bawah.
KEPUSTAKAAN:
E Unger, Babylon, Die Heilige Stadt; 'Babylon' dalam Reallesikon der Assvriologie, 1932, hlm 330-369
A Parrot, Babylon and the Old Testament, 1958:
O.E Rayn, Herodotus" Description of Babylon, 1932;
R Koldewey, The Excavations at Babylon 1914
IJ Gelh, Journal of Inst. Of Asian Studies I, 1955
Letaknya menara bertingkat (Siggurat) di Mesopotamia
e. Dalam PB
1. Babel (Yunani, Βαβυλών - BABYLŌN di tepi Efrat, secara khusus menghunjuk pada pcmbuangan di Babel (Matius 1:11, 12, 17, (2); Kisah 7:43).
2. Dalam Wahyu 14:8 dan 18:2 'Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar' menggema Yesaya 21 :9. Tapi hunjukannya bukanlah kota di tepi Efrat itu, melainkan kota Roma, seperti diterangkan dengan disebutnya 7 gunung dalam Wahyu 17:9 (bandingkat juga Wahyu 16:19; 17:5; 18:10,21). Perempuan berkain ungu dalam Wahyu 17, di atas takhta mengendarai binatang berkepala tujuh dan yang namanya 'Babel yang besar ' adalah kota Roma dalam kerajaan Romawi. Ketujuh kepala dari binatang kerajaan ditafsirkan tidak hanya dengan 7 gunung Roma, tapi juga dengan 7 kaisar Romawi - 5 telah jatuh yakni kaisar: Agustus, Tiberius, Gayus, Klaudius dan Nero, dan 1 yg masih memerintah adalah Vespasianus (Wahyu 17:10).
3. Dalam 1 Petrus 5:13 'yang di Babilon kawanmu yang terpilih’, yang mengalamatkan salamnya kepada orang Kristen, si alamat mungkin sekali adalah suatu gereja Kristen. 'Babilon ' di sini disamakan dengan kota di pantai Efrat, dan juga dcngan markas tentara Romawi di tepi Nil (sekarang Kairo), tapi adalah lebih tepat disamakan dengan kota Roma, tafsiran yg sudah ada pada abad 2.
KEPUSTAKAAN:
E.G Selwyn, The First Epistle of St. Peter. 1946, hlM 243, 303 dst;
O Cullmann, Peter: Disciple, Apostle, Martyr. J 953, hlm 70 dst;
R.E Brown, K.P Donfried, J Reumann, Peter in the NT, 1973;
I.T Beckwith, The Apocalypse ofl ohn, 1919, hlm 284 dst, 690 dst;
G.B Caird, The Revelation oj" St. John the Divine, 1966, him 211 dst.
III. Negeri babel
a. Sejarah
Sebelum ± 1595 sM sejarah negeri Babel mengalami pasang-surut. Pada tahun itu Mursili I, orang Het, menyerbu Babel, dan orang Kasit clari bukit-bukit sebelah timur lambat-laun menjajah negeri itu dan kemudian memerintah dari ibukota yang baru (Dur-Kurigalzu) yang telah dibangun oleh Kurigalzu I (± 1450 sM). Pada abad-abad berikutnya Babel lemah meskipun merdeka, kecuali pada waktu-waktu singkat saat diperintah langsung dari Asyur (misalnya Tukulti Ninurta I, 1244-1208 sM). Orang-orang Aram sering menyerang Babel, dan mungkin sekali serangan-serangan itu memberi peluang bagi orang Israel menduduki Palestina selatan dengan bebas, dan kemudian meluaskan perbatasan-perbalasan mereka di bawah raja Salomo. Perlawanan dari orang-orang padang pasir tidak berarti. Sewaktu-waktu muncul pahlawan nasional yang dapat menguasai pemerintahan dan perdagangan. seperti Nebukadnezar I (1124-1103 sM) mcngalahkan Elam, tapi segera Tiglat-Pileser I mengembalikan pemerintahan Asyur kembali.
b. Penjajahan Asyur (745-626 sM)
Sekitar zaman Nabu-nasir (Nabonassar), yang pemerintahannya (747-735 sM) merupakan awal zaman baru, mulailah perjuangan yang panjang untuk merebut kemerdekaan dari Asyur. Tiglat-Pileser III dari Asyurmengangkat clirinya sendiri menjadi 'Raja Sumer dan Akad, membungkamkan Bel (= Marduk) dan dengan demikian menuntut takhta Babel pada tahun 745 sM dan memakai nama Pul(u) (1 Tawarikh 5:26). Lima belas tahun kemudian ia harus mengerahkan tentara Asyur menumpas pemberontakan Ukinzer dari Bit-Amukkani. Ia mengalahkannya di Sapia dan memindahkan banyak tawanan.
Seorang sheik yang menyaingi dia, Marduk-Apla-Iddina II, dari Bit-Yakin di daerah selatan, memberi upeti kepada Tiglat-PiJeser pada waktu ini (Iraq, 17, 1953, halaman 44-50). Tapi urusan pengepungan Samaria oleh Salmaneser V dan Sargon II pada tahun 726-722 memberikan kemungkinan kepada Marduk-Apla-Iddina (Merodakh-Baladan) untuk melancarkan tipu-dayanya. Selama 10 tahun (721-210 sM) ia menduduki takhta di Babel sampai tentara Asyur menyerang Der, mengalahkan Humbanigas dari Elam, dan menduduki Babel. Tentara Asyur bergerak ke selatan, tapi Merodakh-Baladan tetap memegang pemerintahan setempat. Pujian bagi kcbijaksanaan Sargon yang berhasil membinanya menjadi hamba yang taat selama sisa pemerintahannya.
Pada waktu Sargon meninggal, 705 sM, Merodakh-Bala¬dan bersekongkol lagi dengan tuan-tuannya, dan mungkin dialah, bukan Hizkia, yang mengusulkan per1unya persekutuan menentang Asyur (2 Raja 20: 12-19; Yesaya 39). Penentangan Yesaya mempunyat dasar yang kuat, sebab orang Babel sendiri menempatkan orang mereka, Marduk-Zakir-Sum, di atas takhta, 703 sM. Hal ini memberi peluang bagi Merodakh Baladan dan ia mengangkat dirinya sendiri menjadi raja Babel. meskipun ia tinggal di kota yang lebih tenang, Borsipa. Sanherih memerangi dan mengalahkan dia dan para pendukungnya dari Elam dalam perang di Kutha dan Kis, lalu memasuki Babel dan menempatkan orang yang pro-Asyur, Bel-ibni, di atas takhta. Bit-Yakin dirusak, tapi Metodakh-Baladan telah melarikan diri ke Elam, di sana ia meninggal sebelum Sanherib dapat mengumpulkan kekuatan di laut untuk menghukum dia, tahun 694 sM.
Untuk sementara waktu putra Sanherib, Esarhadon, bertanggungjawab atas Babel sebagai raja muda. Ia naik takhta pada tahun 681 dan berusaha memperbaiki kuil-kuil kota dan mengembalikan keagungannya, Mungkin karena itulah buat sementara ia memindahkan Manasye ke sana (2 Tawarikh 33:11).
Sejak bangsa Elam terus-menerus membujuk suku-suku Babel, Esarhadon memimpin suatu pasukan ke 'tanah-tanah samudra' pada tahun 67R sM, dan mengangkat Na'id-Marduk sebagai kepala, Pada bulan Mei 672 Esarhadon memerintahkan segala bawahannya bersumpah untuk membantu putranya, Ayurbanipal, sebagai calon raja dari Asyur, dan putranya Samas-sum-ukin sebagai calon raja dari Babel (Iraq, 20, 1958), Waktu ia meninggal tahun 669 rencananya ini terlaksana dan berjalan baik di bawah pengaruh ibu suri.
Tapi ± pada tahun 652 sM saudara kembar Esarhadon di Babel terang-terangan memberontak menentang pemerintah pusat dan kematiannya mengikuti keruntuhan Babel tahun 648, Asyurbanipal juga menyerang di Elam dan mengalahkan Susan. Para tawanan dari Susan dan para pemberontak Babel dipindahkan ke Samaria (Ezra 4:2). Kandalanu dijadikan raja rnuda atas Babel (648-627 sM), dan Asyurbanipal mengawasi pusat agarna di Nipur. Utusan di wilayah selatan ini mengalihkan perhatian Asyur dari barat, sehingga kota-kota di Palestina dapat mengadakan gerakan menuju kemerdekaan. Akhir pemerintahan Asyurbanipal tidak terperinci, tapi jelas terjadi segera sesudah kematian Kandalanu. Dalam pemerintahan sesudah dia, suku-suku setcmpat berkumpul untuk membantu Nabopolasar dari Kasdim melawan Sin-sar-iskun dari Asyur.
c. Zaman Neo-Babel (Kasdim) (626-539 sM)
Nabopolasar, gubernur 'tanah-tanah samudra' (Teluk Persia), seorang Kasdim, menduduki takhta Babel 22 Nov 626, dan serentak mengadakan damai dengan Elam. Pada tahun berikutnya ia mengalahkan bangsa Asyur di Salat, dan ± 623 wilayah Der telah membebaskan diri. Kitab Sejarah Babel sumber yang utama dan terpercaya tentang zaman ini, tidak mengatakan apa-apa tentang tahun 623-616 sM. Pad a waktu itu Nabopolasar mengusir orang Asyur dari sepanjang S Efrat dan Tigris. Pada tahun 614 orang Media bersekutu dengan orang Babel dan menyerang Asyur. Dan sekutu-sekutu yang itu juga, mungkin dengan bantuan bangsa Skit, menduduki Niniwe tahun 612 sM, sedang orang Babel mengejar orang-orang yang melarikan diri ke arah barat. Serangan-serangan Babel di Siria diikuti oleh scrangan terhadap Haran, 609 sM, dan penggerebekan terhadap suku-suku di bukit-bukit di utara tahun 609-606 sM.
Nabopolasar yang sudah lanjut usia mempercayakan tentaranya kepada calon raja, putranya, Nebukadnezar, yang berperang dengan orang Mesir di Kumuhi dan Quramati (Sungai Efrat, udik), Pada bulan Mei-Juni 605 sM Ncbukadnezar di luar dugaan menyerang Karkemis, menaklukkannya dan menghabiskan tentara Mesir di Hamat. Demikianlah orang Babel mcngalahkan seluruh Siria sampai perbatasan Mesir. tapi kelihatannya tidak memasuki kota bukit Yehuda sendiri (2 Raja 24:7; Josephus, Antiquities 10:6; bandingkan Daniel 1:1). Yehoyakim. pengikur Nekho II. menyerah kepada Nebukadnezar, yang membawa tawanan. termasuk Daniel ke Babel. Waktu Nebukadnezar di Palestina ia mendengar kematian ayahnya (15 Agustus 605 sM) dan langsung menerobos padang pasir untuk 'memegang tangan Bel' dan dengan demikian resmi menuntut takhta (6 September 605 sM).
Pada tahun 604 sM Nebukadnezar menerima upeti dari 'segala raja dari tanah Hati' (Siro-Palestina), dan di antaranya mungkin sekali Yehoyakim. Tapi Askelon menolak dan ditaklukkan, suatu kejadian yg berpengaruh besar kepada Yehuda (Yeremia 47:5-7). Sepucuk surat untuk meminta bantuan Firaun melawan serangan perluasan Babel, ditulis dari waktu ini (lihat Document of Old Testament of Old Testament Times, hlm 251-255). Pada tahun 601 orang Babel berperang dengan orang Mesir. Kedua pihak menderita kerugian besar; orang Babel tinggal di negerinya dan mempersenjatai lagi tentaranya selama tahun berikutnya. Mungkin akibat dari kejadian ini ialah bahwa Yehoyakim bertentangan dengan firman Yeremia (Yeremia 27:9-11), ganti sekutu dengan Nekho II setelah menyerah kepada Babel selama 3 tahun (2 Raja 24:1).
Untuk mempersiapkan peperangan-peperangan lain tentara Babel menyerbu suku-suku Arab (tahun 599/8, Yeremia 49:28-33). Pada bulan Kislev, tahun Nebukadnezar yang ke-7 (Desember 598), Nebukadnezar mengerahkan tentaranya satu kali lagi dan menurut Kitab Sejarah Babel, 'ia mengepung Yehuda dan menaklukkannya pada hari kedua bulan Adar. Ia menangkap rajanya, mengangkat pemerintah menurut pilihannya sendiri, mengambil banyak jarahan dari kota itu, dan menyuruh tentaranya kembali ke Babel' (BM 21946). Keruntuhan Yerusalem pada Mrt 597 tgl 16, penangkapan Yoyakhin, pengangkatan Matanyal-Zedekia dan permulaan pembuangan Yehuda, semuanya terjadi seperti diceritakan dalam Alkitab (2 Raja 24: 10-17; 2 Tawarikh 36:8-10).
Tahun berikutnya Nebukadnezar menyerang Elam (bandingkan Yer 49:34-38). Laporan Kitab Sejarah Babel tidak mencatat mulai dari 595 sM, tapi perang-perang Babel dengan Yehuda waktu Zedekia memberontak telah diceritakan oleh Yeremia (52:4 dab; 2 Raja 25:7). Yerusalem rusak pada tahun 587 sM dan pembuangan selanjutnya terjadi thn 581 (2 Raja 25:8-21), Yehuda menjadi propinsi taklukan di bawah Gedalya (ayat 22-26). Suatu tulisan Babel menyinggung serbuan Mesir tahun 568/7 sM (Yeremia 46).
Yoyakhin di pembuangan, yang disebut dalam daftar catu Babel (595-570 sM) diperlakukan baik oleh pengganti Nebukadnezar, Arnel-Marduk (562-560 sM, EWIL-MERODAKH, 2 Raja 25:27). Raja ini dibunuh oleh menantu Nebukadnezar, Neriglissar (560-556 sM) yang berperang di Kikilia dalam usahanya untuk menentang kekuasaan yang meningkat dan Lidia. Putranya, Labasi-Marduk, hanya memerintah 8 bulan sebelum Nabonidus mengambil takhtanya dan terus bergerak ke Kikilia, di sini, menurut Herodotus, ia menjadi penengah antara orang Lidia dan orang Media. Orang Media sekarang mengancam Babel. Dari sini Nabonidus telah diusir karena bangsanya tidak mau menerima usaha-usaha pembaruannya. Ia berperang di Siria dan Arabia utara. Di sini ia tinggal di Tema selama 10 tahun, sedang putranya, Bel-syazar, memegang pemerintahan juga di Babel. ± tahun 544 rakyatnya dan raja-raja Arab, Mesir dan Media diatur dengan baik dan Nabonidus kembali ke ibukotanya (AS 8, 1958), tapi pada waktu ini negara itu lemah dan terpecah.
d. Wangsa Akemenus (539-332 sM)
Koresy yang telah menaklukkan Media, Persia dan Elam, memasuki Babel pada 16 Oktober 539 sM, setelah Babel diduduki olehjenderalnya, Gobrias. Aliran S Efrat dibelokkan di Opis agar penyerbu dapat menerobos pertahanan melalui dasar sungai yg kering itu. Belsyazar dan kemudian Nabonidus dibunuh (Daniel 5:30). Tentang identitas 'Darius si orang Media' (Daniel 5:31). Pemerintahan Koresy di Babel (539-530 sM) adil dan menguntungkan bagi orang Yahudi; pemulangan dari pembuangan adalah anjurannya (Ezra 1:1; bandingkan Yesaya 44:24-28; 45:13; Mikha 5). Untuk masa yang singkat putranya, Kambises, bertindak sebagai pemerintah di sisinya sampai ia meninggal dalam perang di bukit-bukit timurlaut. Kambises menyerbu Mesir, tapi kematiannya (522 sM) menimbulkan pemberontakan dan orang-orang menuntut merampas takhta (American Journal of Semitic Languages and Litaratures 58, 1941. hlm 341 dst), sampai pada Des 522 Darius I mengembalikan tata tertib. Pada masa pemerintahannya (522-4R6 sM) ia memberi izin kepada orang Yahudi untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem di bawah pimpinan Zerubabel (Ezra 4:5; Hagai 1:1).
Sesudah itu Babel diperintah oleh raja-raja dari Persia; Xerxes (486-470 sM, *AHASYWEROS), Artaxerxes I (464-423 sM) dan Darius II (423-408 sM), mungkin dia adalah 'Darius si orang Persia' seperti sebutannya dalam Neh 12:22 untuk membedakan dia dari 'Darius si orang Media'.
Setelah Babel dikalahkan. Aleksander III (Agung) merencanakan membangunnya kembali. Ia memerintah kota ini (331-323 sM) dan dilanjutkan oleh garis Yunani, yaitu Filipus-Arrhidaeus (323-316 sM) dan Aleksander IV (316-312 sM). Kemudian daerah itu jatuh lagi, sekarang di tangan orang Seleukus (312-64 sM), lalu ke tangan orang Partia (Arsakid) dan orang Sasania sampai dikalahkan oleh orang Arab pada 641 M.
Setelah zaman Neo-Babel dan selanjutnya, ada beberapa kolonisasi Yahudi di Babel, dan sesudah Yerusalem runtuh pada tahun 70 M kolonisasi-kolonisasi ini mempunyai pengaruh di diaspora.