Sehelai kain di Manoppello, Italia, yang dirahasiakan selama berabad-abad dan hanya baru-baru ini dimunculkan, menggambarkan kebangkitan Kristus dengan suatu cara yang lain, dan ini akan mengubah dunia, kata sejarawan dan penulis, Paul Badde. Badde, yang menulis “The Face of God: The Rediscovery of the True Face of Jesus” (Ignatius Press), mengatakan kepada bahwa kain itu mengandung banyak citra tentang Kristus Sang Kebangkitan.
Badde yang juga wartawan dan sejarawan, serta editor surat kabar Jerman “Die Welt,” mencatat bahwa kain itu memberi banyak gambaran tentang apa yang ditulis Paus Benediktus XVI dalam buku terbarunya, “Jesus of Nazareth Part II.” Kenyataannya, Paus mengunjungi tempat kain itu disimpan di Manoppello sebagai salah satu perjalanan pertamanya setelah menjadi paus. Menurut Badde wajah Allah telah menjadi bahan meditasinya selama beberapa dasawarsa.
Beberapa orang mengatakan bahwa Kain Manoppello itu merupakan kain yang dipakai Veronica, dan kain tersebut memiliki gambar wajah Yesus sebelum PenyalibanKain ini memiliki banyak nama dalam 2000 tahun terakhir – namun kekhasannya yang unik tetap sama. Sesungguhnya kain ini semacam “serbet” atau “sapu tangan” (dalam bahasa Yunani: soudarion). Dalam penemuan makam kosong oleh St. Petrus dan St. Yohanes, St. Yohanes Penginjil melaporkan tentang apa yang mereka lihat yaitu kain kafan (milik Yusuf dari Arimatea) “terpisah” dari kain peluh semacam “serbet” yang dipakai untuk meletakkan kepala ketika Yesus dimakamkan (Lht Yoh 20:6-7).
Kain ini dijaga sedemikian rahasia – bersama dengan Kain Kafan dari Turin – oleh komunitas pertama dari Para Rasul di Yerusalem, karena segala sesuatu yang berasal dari kuburan itu dipandang kotor dalam Yudaisme (agama Yahudi). Dan begitulah kerahasiaan itu berlangsung berabad-abad.
Source : Berbagai Sumber/DPT