Studi terbaru yang diterbitkan American Journal of Epidemiology telah menemukan bahwa pria lebih mungkin meninggalkan rutinitas fitnes mereka setelah menikah dibandingkan wanita, yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Para penulis menggunakan data survei dari studi yang dilakukan dalam waktu lama pada orang dewasa di sebuah klinik di Texas. Sampel mereka termasuk 8.871 partisipan yang mayoritas dari mereka adalah pria yang telah menjalani tes kebugaran treadmill awal dan tes kedua yang mengikuti tiga tahun kemudian. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan status pernikahan masing-masing orang ketika dilakukan tes awal dan tes tindak lanjut.
Sebagian besar (sekitar 85%) peserta telah menikah baik pada tes awal maupun tes lanjutan. Di antara 15% sisa partisipan, skor kebugaran tetap konstan antara pria yang tetap melajang namun tidak demikian dengan pria melajang yang kemudian menikah.
Skor kebugaran benar-benar meningkat di kalangan wanita lajang yang tetap melajang, sementara skor wanita lajang yang kemudian menikah tetap sama. Di antara mereka yang bercerai, pria menikah yang bercerai menunjukkan peningkatan dalam level kebugaran, sementara pria bercerai yang menikah kembali menjadi kurang bugar. Wanita menikah yang bercerai menunjukkan penurunan tingkat kebugaran.
Sepertinya suami dapat mengambil manfaat dengan mengikuti istri mereka ke gym atau berjalan-jalan maupun aktivitas lainnya yang dilakukan wanita yang membuat mereka tetap bugar. Penulis mengakui tingginya jumlah partisipan pria dalam sampel mereka mungkin telah melencengkan hasilnya sedikit, namun apa yang mereka temukan bertepatan dengan apa yang mereka sebut “hipotesis pasar pernikahan”, dimana individu yang telah menikah tidak begitu peduli akan kebutuhan mereka untuk membuat pasangan mereka tertarik sebagaimana waktu mereka masih lajang. Penelitian sebelumnya dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis ini bisa jadi benar di kalangan pria daripada di kalangan wanita.
Hal ini merupakan kabar baik bagi wanita, namun pria ternyata memiliki waktu yang lebih sulit untuk berolahraga setelah lewat masa bulan madu. Sementara merupakan tantangan bagi wanita untuk mengajak suaminya berjalan-jalan sore bersama, dan menjadi tantangan lainnya untuk membuatnya termotivasi dan melakukan hal itu setiap hari. Sebuah survei dari Ohio State University yang diterbitkan awal tahun ini menemukan bahwa pria lebih termotivasi berolahraga ketika mereka mendapatkan dukungan dari teman-teman, sementara wanita lebh sukses melakukan hal ini jika dukungan datang dari pasangan dan keluarganya.
Jika Anda benar-benar ingin membuat suami Anda melakukan sedikit olahraga dan membantu Anda di rumah, ajak suami Anda untuk bersih-bersih rumah. Kegiatan membersihkan rumah, seperti yang ditunjukkan beberapa penelitian, menurunkan resiko kematian dini sampai 31%, dan 30 menit bersih-bersih menyingkirkan debu, meregangkan badan, dan bentuk pekerjaan rumah lainnya membakar setidaknya 119 kalori orang dewasa yang beratnya 200 pounds.
Source : saidaonline