Saya bertemu dengan seorang teman saya. Ia adalah jemaat dari salah satu gereja di Jakarta. Ketika bertemu, kami berbincang-bincang singkat. Lalu saya sempat bertanya, apakah dia masih ibadah di gerejanya? Dia bilang sudah pindah. Kenapa? Tanya saya. Lalu ia menjawab dan menjelaskan bahwa di gerejanya banyak pemimpin yang gak tingkah lakunya tidak lagi sesuai. Lagian suasananya mulai membosankan.
Lain lagi cerita dan alasan dari sepasang teman yang pindah gereja juga karena mereka tidak tahan jadi bahan gosip dari jemaat di gerejanya. Mereka menganggap bahwa jemaatnya tidak dewasa dan selalu menggosipkan satu sama lainnya.
Hari-hari ini, banyak orang Kristen kutu loncat yang berpindah dari satu gereja ke gereja lain. Alasannya bermacam-macam dan tidak sedikit yang tersirat ada sakit hati di dalam alasan yang mereka kemukakan.
Sebenarnya, harusnya setiap orang Kristen menyadari bahwa bagaimanapun gereja adalah diri kita sendiri. Tempat mereka beribadah hanyalah perkumpulan orang percaya di mana ia dan orang Kristen lainnya bersatu dan menyamakan visi mereka. Ketika mereka untuk pertama kalinya hadir di sebuah lembaga gereja, JIKA motivasi mereka benar dan tulus untuk mencari Tuhan, maka ia akan bertumbuh dengan baik. Ia akan berjemaat dengan setia di manapun Tuhan menempatkannya. Sekalipun ada badai masalah di dalam lembaga gereja tempatnya berjemaat.
Gereja adalah diri kita sendiri. Namun gereja juga adalah tempat perkumpulan orang percaya. Kita masih belum di surga, jadi pasti ada saja di antara mereka yang hidupnya tidak benar. Bahkan terkadang pemimpinnya pun sepertinya tidak menjalankan kehidupan mereka sendiri maupun memimpin umatnya dengan benar. Gereja adalah bengkel kehidupan yang nyata di bumi ini. Bukan perkumpulan orang tidak berdosa lagi! Jadi segala macam karakter ada di dalamnya. Ada yang pemarah, ada yang pendendam, yang bergosip, yang curang, dan segala macam sifat yang masih dimiliki kemanusiawian kita. Justru di sinilah kita saling dibentuk. Ada beberapa alasan orang keluar dari gerejanya.
KELUAR KARENA SESAMA
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, bahwa gereja adalah bengkel jiwa-jiwa, maka jika kita keluar atau berpindah gereja hanya karena menghindari seseorang atau lebih yang dengannya kita memiliki masalah, itu bukan hal yang benar. Itu sama dengan kita berlari dari masalah. Lebih tepatnya, kita lari dari pembentukan Tuhan! Untuk orang yang pindah gereja karena hal ini, ke manapun orang itu pergi, ia akan menghadapi masalah-masalah dan orang-orang yang sama, sampai dia menang untuk mengatasinya!
Memang, pasti ada ketidaknyamanan saat kita bertemu dengan seorang musuh. Tetapi perlu kita sadari bahwa mereka adalah saudara kita dalam Yesus. Tidak ada musuh! Yang ada permusuhan, dan itu adalah karena pergesekan yang terlalu lama dan tidak bisa diterima satu sama lain. Ini harus dihentikan. Sebab dalam permusuhan ada roh kebencian, dan roh pemecah belah yang dapat menghancurkan hidup kita. Bahkan, terkadang ini bisa merambat kepada orang lain. Hentikan hal ini! Marilah kita menjadi dewasa dalam rohani kita. Kasihi sesama saudara kita. Jika saudara keluar dalam suasana keruh dan penuh kemarahan atau kebencian, itu sama dengan kita merusak hidup kita dan seluruh gereja Tuhan di mana saudara berjemaat.
Tidak ada yang melarang kita untuk keluar dari suatu gereja ke gereja lain. Namun, selesaikan terlebih dulu masalah kita dengan baik, dan jangan tinggalkan sakit hati satu dengan lainnya. Ketika berjemaat di tempat baru, jangan menjelek-jelekkan siapapun. Ketika kita menjelek-jelekkannya, itu sama dengan menyakiti hati Allah, karena Tuhan Yesus adalah kepala dari jemaat dan kita adalah anggota tubuh Kristus.
KELUAR KARENA PEMIMPIN
Ini alasan yang perlu dipertanyakan. Jika kita keluar atau pindah dari gereja lokal karena tidak suka dengan pemimpin, baiklah kita biarkan Tuhan mendewasakan kerohanian kita lebih lagi.
Pemimpin adalah orang-orang yang Tuhan tunjuk dan urapi. Sangat berbahaya membenci seorang pemimpin, apalagi jika kita "membicarakan" mereka di belakang mereka, karena nasibnya akan sama seperti Korah dan teman-temannya yang mencela dan menantang Musa. Musa juga bukan seorang pemimpin yang sempurna. Tetapi siapapun pemimpin kita, tetaplah hormati dia.
Bagaimana bila pemimpinnya memang melakukan kesalahan dan tidak lagi menjadi teladan? Berdoalah dan minta Tuhan bicara kepadanya. Bila tidak ada perubahan, katakan pada Tuhan bahwa kita tidak lagi mau berada di bawah tudung kepemimpinannya. Anda boleh saja keluar dari tudung kepemimpinannya, tapi lakukanlah dengan cara baik-baik. Jangan ada pemberontakan. Minta Tuhan pimpin agar anda mendapat seorang pemimpin yang benar.
Tetapi jika bagaimana jika kita sendiri yang bermasalah karena tidak mau dipimpin, karena kita sendirilah yang tidak suka sifat dan sikap dari pemimpin? Untuk hal ini, baiklah kita merendahkan diri kita. Tidak ada orang yang memimpin dengan cara yang sama. Mereka pun punya karakter-karakter yang mungkin bentrok dengan karakter kita. Belajarlah rendahkan diri dan hati saudara untuk dibentuk Tuhan. Tuhan bisa pakai pemimpin untuk membentuk kehidupan dan karakter kita. Jangan keluar dari gerejamu hanya karena ini. Karena kemanapun anda pergi dan bergereja, saudara akan tetap menemukan pemimpin yang serupa sampai saudara selesai dibentuk Tuhan.
Bertumbuhlah dalam iman. Saling menjaga satu sama lain supaya kita saling bertumbuh. Mari kita berurusan secara pribadi dengan Yesus. Kita kenali Yesus dan dekat padaNya saja. Jangan pedulikan karakter orang lain. Biarkan Yesus yang mengurusi karakter mereka dan menyempurnakannya. Jika kita terlalu bermasalah dengan karakter-karakter orang di sekitar kita dan menjadi susah hati karenanya sehingga kita berpindah-pindah gereja, itu sama dengan kita membuat repot Tuhan. Yang terutama... berikan hidup kita. Berjemaatlah dengan baik dan setia sampai Tuhan datang. Semua gereja adalah sama. Yang berbeda adalah kita yang selalu membeda-bedakan satu gereja dengan lainnya.#
Penulis : Yan