Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi:
“ Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan”
Matius 13 : 34-35
Aula besar itu jauh lebih spektakuler dibandingkan apa pun yang pernah dibayangkan oleh Independent. Jika diberikan suatu kesempatan untuk memberitakan pengalaman itu kepada seribu lima ratus orang lainnya yang sedang menunggu, maka dia tidak akan bisa mengatakan apa pun juga untuk menggambarkan kemegahannya. Bangunannya tidak terbuat dari sesuatu yang dikenalnya sebagai ketinggalan zaman atau kuno di Endel. Kemungkinan aula itu dipenuhi dengan seratus ribu orang yang hadir. Dia tidak pernah melihat orang sebanyak ini berkumpul dalam satu tempat dan dalam satu kesempatan.
Saat dia melangkah mendekat, Independent melihat sekilas bayangan dari warga Affabel. Pertama, dia melihat orang-orang tersebut tampak seperti raja dengan wajah yang berkilauan. Kemudian, hampir seperti suatu pikiran yang timbul kemudian, dia terkejut oleh kecantikan mereka yang mempesona. Mereka seperti berasal dari dunia lain. (perubahan ini terjadi karena mereka diizinkan untuk makan dari pohon kehidupan) Independent bertanya-tanya, apakah mungkin mereka semua ini dulunya Endelites? Kemudian dia melihat seorang yang dia kenal. Namanya adalah Goodness. Dia beberapa tahun lebih tua dari Independent, dan dia teringat bahwa gadis itu seringkali diejek karena penampilannya yang sederhana. Sekarang dia terlihat sangat cantik. Wajahnya tetap sama, dan itulah yang membuat dia dapat dikenali. Tetapi, bagaimana pun juga, dia sekarang jauh lebih cantik dari semua gadis yang pernah dikenalnya di Endel. Kenyataannya, setiap orang yang dia jumpai, bahkan yang paling sederhana sekalipun yang ada di tempat ini, jauh lebih menarik dari siapa pun yang pernah dia temui sebelumnya.
Setelah pulih dari rasa terkejutnya, dia memperhatikan bahwa semua yang hadir di tempat ini berfokus kepada satu tempat yang berada di hadapannya. Tempat itu tidak seperti yang pernah dilihatnya. Itu adalah sebuah singgasana. Tetapi gambaran ini pun tidak tepat karena singgasana itu sesungguhnya merupakan suatu singgasana yang sangat mulia. Matanya melihat kepada sosok yang duduk diatasnya, dan dengan segera dia menyadari sumber dari segala kemuliaan di kota ini. Semuanya berasal dari dia yang duduk diatas singgasana. Dia pasti Jalyn, pikir Independent. Tiba-tiba saja dia percaya kepada seseorang yang selama ini disangkalnya.
Wajah Jalyn sangat tampan namun tegas, paling tidak pada saat itu-mengagumkan tetapi juga menakutkan akan menjadi suatu gambaran yang lebih tepat. Penampilannya sangat mempesona, namun bersamaan dengan setiap langkah yang diambilnya menuju Jalyn, rasa ngeri semakin bertumbuh kuat di dalam hatinya. Setiap keberanian yang dia miliki sebelumnya benar-benar menghilang sekarang. Apa yang akan terjadi dengannya? Independent mencoba untuk menenangkan dirinya dengan berulang kali mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa dia sedang mendekati seorang pemimpin yang penuh dengan belas kasihan. Dia sangat terganggu karena dia mulai merasa ragu bahwa dia akan menerima penghakiman yang menguntungkannya.
Di saat dia terus bergerak maju, dia diperintahkan untuk tetap berada di tengah-tengah podium yang sempit. Jalyn bersemayam di atas takhta yang menjulang di atasnya. Jalyn merupakan inti dari keteguhan hati dalam tujuan dan dia menyampaikan amanat kepada orang-orang yang berkumpul di tempat itu:
“ Semua… akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.”
Wahyu 2 : 23 AMP
Independent sedang mendengarkan bersama dengan yang lainnya ketika tiba-tiba Jalyn menatap langsung ke matanya dan bertanya, “Berikan pertanggungjawaban dari pelayananmu.”
Sebelum Independent bisa mengatakan sesuatu, sebuah layar besar di atas takhta mulai memutar kembali kehidupannya di Endel mulai dari hari pertama sekolah sampai hari sebelum dia dibawa ke kota ini. Setiap perbuatan, perkataan, dan motivasi diperlihatkan dan disingkapkan semuanya kepada kerumunan saksi ini. Sekarang dia sangat tercengang dengan pewahyuan yang berasal dari Jalyn, “Tidak ada satu makhluk pun yang tersembunyi dari penglihatan-Nya, tetapi segala sesuatu terbuka dan terlihat, telanjang dan tidak terlindungi dari pandangan mata-Nya, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. “
Independent menunduk ketakutan ketika dia melihat kebodohan, kejahatan dan keegoisannya diputar kembali. Diperhadapkan dengan ini semua di depan kumpulan besar orang-orang merupakan sesuatu yang tidak diharapkan, memalukan, dan mengejutkan. Apa yang tampak tidak penting dan bahkan tidak merusak di Endel sekarang terlihat mengerikan di hadapan hakim agung ini dan di hadapan para warga kerajaan Affabel. Dia sangat terkejut dengan kelakuannya sendiri. Bagaimana dia bisa begitu salah arah, tidak peka, dan bodoh? Dia berusaha mencari seberkas harapan; dia merasa ada lebih banyak kebaikan yang telah dia lakukan dari pada hal-hal-buruk.
Ketika pemutaran kembali kehidupannya selesai, dia merasa sangat lega, meskipun dia mengharapkan sebuah hardikan yang keras dan beberapa jenis hukuman. Dia akan sangat gembira menjadi yang terakhir di ruangan itu. Dia merasa yakin bahwa Jalyn akan melihat kebaikannya jauh lebih banyak dari pada keburukannya.
Jalyn kemudian bertanya kepada Kepala Scribe, “ Apakah nama Independent ada di dalam buku Kehidupan?”
Tanpa rasa ragu Kepala Scribe menjawab, “ Tidak, Tuanku.”
Jalyn kemudian berbicara. “Independent, kamu bersalah karena telah memilih kehidupan yang jahat dan akan dibawa ke Tanah Suram untuk menghabiskan sisa hidupmu di sana, di dalam kegelapan yang hebat, kesunyian dan tidak ada harapan.
Merasa terkejut, independent berteriak, “Tuanku, mengapa?”
“Kamu tidak percaya bahwa Aku ada, “ jawab Jalyn. “Guru-guru kamu mengajarkan,” ‘Jika kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, maka kamu akan mati dalam dosamu’, dan mereka juga mengajarkan, ‘Dan tidak ada keselamatan lain di dalam dan melalui siapa pun juga, selain di dalam Dia, karena tidak ada nama lain di bawah langit ini yang olehnya kita bisa diselamatkan.’”
Independent melanjutkan, “Tetapi tuan Jalyn, bagaimana dengan kebaikan saya? Bukankah kebaikan saya jauh lebih banyak dari pada kejahatan saya?”
Tuan Jalyn menjawab, “Ini bukanlah mengenai betapa banyak atau sedikitnya engkau melanggar peraturan karena ‘setiap orang yang melakukan setiap hukum Tuhan tetapi melakukan sedikit kesalahan sama bersalahnya dengan orang yang melanggar semua hukum Tuhan.”’
Independent mengumpulkan keberanian dan berkata, “Jadi, bagaimana seseorang dapat diselamatkan?”
Jalyn tidak segera menjawab pertanyaan Independent, tetapi melihat sekilas kepada seorang wanita warga Affabel yang tampaknya seorang bawahan Jalyn, karena dia duduk di sebuah takhta yang mirip tetapi sedikit lebih kecil. Wanita itu berkata, “Bukankah guru-gurumu mengajarkan bahwa Jalyn menyelamatkanmu dengan karunianya ketika kamu percaya. Dan kamu tidak bisa menerima pujian untuk hal ini; karena keselamatan merupakan karunia dari Jalyn. Keselamatan bukanlah suatu upah karena perbuatan baik yang kita lakukan, jadi tidak ada satu pun dari kita yang dapat memegahkan diri.”
Jalyn kemudian melanjutkan perkataan wanita itu, “Beberapa waktu yang lalu, aku telah membayar lunas untuk hukum yang telah dan akan dilanggar oleh para warga. Sangatlah tidak mungkin bagi setiap orang untuk tidak berbuat dosa atau untuk membebaskan diri mereka sendiri dari pengkhianatan mereka, tetapi karena aku mengasihi semuanya, aku telah membayarnya dengan diriku sendiri. Jadi, keselamatanku merupakan suatu karunia yang tidak bisa didapatkan dengan usaha sendiri; kamu tidak akan bisa melakukan cukup perbuatan baik untuk menuntut suatu kewarganegaraan di Affabel. Keselamatan diperoleh dengan cara percaya kepada-Ku. Tetapi kamu menolak apa yang telah aku lakukan untuk menyelamatkan hidupmu.”
Independent tertegun dan terdiam untuk beberapa saat, kemudian dengan tersedu-sedu, dia menjawab, “Saya mengerti.”
Dia merasa seolah-olah dirinya akan segera terbenam ke dalam suatu lautan yang tidak berpengharapan. Mencoba mencari sesuatu untuk dimengerti, dia bertanya, “Jadi semua yang telah saya lakukan adalah sia-sia.”
Jalyn menjawab, “Sekali lagi, ada tertulis, ‘Orang mati tidak mengetahui apa pun. Mereka tidak memiliki upah yang diharapkan, ataupun diingat. Apa pun yang mereka lakukan pada masa hidup mereka - mengasihi, membenci, iri-hati – telah hilang semuanya. Mereka tidak lagi memiliki bagian dalam segala sesuatu.” ‘ Dan sekali lagi, “ Karena si jahat tidak memiliki masa depan, terang mereka akan dipadamkan.”
Independent, diingatkan kembali oleh perkataan Jalyn dan tidak mampu berbicara sedikit pun. Dia menyesali semua kelas yang tidak dihadirinya. Mungkin jika dia hadir dalam kelas tersebut dia akan mendengar kebenaran dan tidak membuat kesalahan fatal dengan hidupnya.
Dalam keheningan, pikiran lain muncul dalam dirinya. Pikiran itu adalah pikiran yang telah dia gunakan untuk menenangkan dirinya sendiri sepanjang hari ini, dia mengumpulkan keberaniannya lagi, “Ya, apa yang telah engkau katakan itu benar adanya, tetapi, engkau adalah raja yang penuh dengan belas kasihan! Bagaimana mungkin engkau akan membuangku jika engkau memang penuh dengan belas kasihan?”
Jalyn menjawab, “Aku memang seorang raja yang penuh belas kasihan, dan itulah sebabnya aku membuangmu. Dengan memilih untuk menghabiskan waktumu di Endel seperti yang telah kamu lakukan, kamu telah memilih sifatmu secara permanen, yang berasal dari tuan kegelapan Dagon. Bagaimana aku dapat menjadi berbelas kasihan, benar, dan mengasihi jika aku mengizinkan serat-serat yang tak bermoral mengotori kemurnian dari kota megah ini? Itu sama saja dengan aku menempatkan orang-orang Affabel yang tidak berdosa di tempat yang berbahaya. Sifat yang telah kamu pilih akan segera bermanifestasi dan akan merusak ribuan jiwa yang murni. Kamu telah memilih jalanmu sendiri. Kamu akan dihukum karena apa yang telah kamu lakukan sebagai seorang pengikut Dagon, maka aku akan menjadi seorang pemimpin yang tidak adil, dan aku bukanlah pemimpin yang tidak adil!”
Jalyn kemudian menyampaikan amanatnya kepada kumpulan orang tersebut dan mengutip perkataan bapanya, “Siapa yang meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa takut kepada perintah, akan menerima balasan.”
Apa yang terjadi selanjutnya membuat sekumpulan orang tersebut menjadi terdiam. “Kemudian raja berkata kepada hambanya, “Ikat tangan dan kakinya, bawa dia dan campakkan dia ke kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan ada ratapan dan kertak gigi.” Karena banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Teriakan kengerian dan kesakitan dari perasaan takut merasuki Independent saat dia diikat oleh Kepala Penjaga dan dibawa menuju sisi pintu aula. Tidak ada satu suara pun yang terdengar di antara ribuan orang yang hadir. Mereka memperhatikan dengan sedih saat seseorang yang dengan tidak bijaksana telah menyia-yiakan hidupnya dibawa keluar untuk mendapatkan hukuman kekal.
Saat berada di luar ruangan, dia ditempatkan di sebuah ruangan besar lainnya. Di sini ada ribuan sel-sel kecil, yang diperuntukkan bagi mereka yang terhukum sampai jumlah semua orang yang akan dibuang menjadi lengkap. Di atas pintu masuk ruangan ini tertulis:
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.
Independent menatap tulisan tersebut, kemarahan meluap dalam dirinya. Sekarang dia sepenuhnya berada di bawah pengaruh sifatnya. Setiap kebaikan yang dahulu ada di dalam dirinya sekarang telah di telan sepenuhnya oleh watak yang dipilihnya. Tingkah lakunya dengan cepat memburuk menjadi seperti seekor anjing yang marah. Tanpa pengaruh dari raja, dia telah diserahkan sepenuhnya kepada suatu pikiran yang terkutuk.