Beberapa jam berlalu. Banyak orang yang telah dipanggil dari Aula Keadilan; dan di antara ratusan orang yang masih menunggu ada Deceived, Faint Heart, dan Double Life. Deceived masih tetap optimis, dan sikapnya membuat yang lainnya menjadi berpengharapan juga.
Pintu terbuka dan empat Penjaga Kerajaan sekali lagi muncul, kali ini memanggil Deceived. Ketegangan menyergap dirinya, dan dia mulai gemetar; waktunya telah tiba. Untuk menutupi kegelisahannya, yang memang menjadi keahliannya, dia berkata kepada mereka yang tersisa, “Ya, teman-teman, giliran saya tiba.”
Setelah dijelaskan mengenai protokolnya, pintu menuju Aula Keadilan terbuka dan Deceived dibawa masuk ke pelataran utama. Dia mengalami perasaan yang sama seperti yang dialami Independent. Dia juga melihat ukuran dan keindahan aula, dan raut wajah para warganya. Saat dia berjalan menuju pelataran, dia mengenali beberapa warga yang dikenalnya dari Sekolah Endel yang telah lulus setahun atau dua tahun sebelum dirinya. Dia mengenali lebih banyak warga dibandingkan dengan Independent karena Deceived hampir tidak pernah ketinggalan satu kelas pun saat di sekolah.
Salah satu orang yang dikenalinya sebagai orang yang tidak pernah datang di kelas adalah seorang laki-laki bernama Ruthless. Dia dikenal sebagai salah satu pria terjahat di komunitas. Deceived berhenti di jalurnya sambil bertanya-tanya, apa yang sedang dilakukannya di sini? Kepala Penjaga menjelaskan kepadanya bahwa dia diperbolehkan untuk berbicara kepada orang ini.
Deceived berjalan menuju Ruthless dan bertanya, “Apakah kamu Ruthless?”
Orang itu menjawab, “Saya dulu dikenal sebagai Ruthless, tetapi Tuan Jalyn telah mengubah nama saya menjadi Reconciled pada hari penghakiman.”
Deceived berkata lagi, “Bagaimana kamu bisa berada di sini? Kamu dianggap sebagai orang jahat oleh kebanyakan orang di komunitas kita. Kamu tidak pernah pergi ke sekolah dan kamu menentang Jalyn lebih dari siapa pun yang saya kenal?”
Reconciled itu menjawab, “Ya, itu benar, tetapi saya membenci siapa saya dahulu dan apa yang telah saya lakukan. Karena saya tidak pernah mendengar firman yang mengubahkan hidup dari Jalyn. Tetapi, satu minggu sebelum Hari Penghakiman, saya makan di restoran Charity. Dia mengetahui bahwa kehidupan saya sangat hancur dan dia mengenali penderitaan saya. Dia memberikan makan malam gratis kepada saya dengan satu syarat, yaitu saya tetap di sana dan berbicara dengannya. Dia kemudian menghabiskan dua jam untuk memberitahu saya tentang Jalyn, kebaikannya, keselamatannya, dan tempat yang bernama Affabel ini. “
Reconciled melanjutkan, “Dia menjelaskan kepada saya bahwa belum terlambat bagi saya untuk menyerahkan kehidupan saya kepada pemimpin besar ini. Saya masih bisa diampuni tanpa syarat dan diterima sebagai seorang warga di kerajaannya. Saya sangat diliputi dengan kasih Jalyn dan menyerahkan seluruh hidup saya kepada Jalyn. Meskipun saya hanya bisa melayani dia selama satu minggu di Endel, saya melakukannya dengan sepenuh hati saya. Saya mendatangi orang-orang yang telah saya tindas dan saya curi barangnya dan meminta pengampunan mereka. Saya memberikan kembali lebih banyak dari apa yang telah saya ambil.”
Deceived tidak mampu berkata apa pun juga. Dia melihat kembali kepada penjaga, yang mengangguk kepadanya sebagai tanda pembenaran. Reconciled kemudian mundur kembali ke tempatnya, dan Deceived kembali melangkah menuju takhta.
Saat dia berjalan, dia merenungkan apa yang baru saja telah didengarnya. Dia telah diberitahu tentang belas kasihan Jalyn yang begitu besar, tetapi sekarang dia telah menyaksikannya sendiri dalam cara yang mengejutkan.
Dahulu laki-laki ini adalah salah satu orang terjahat yang pernah diketahuinya, dan sekarang dia sama hebatnya seperti yang lainnya. Deceived menjadi yakin bahwa dia akan mendapatkan belas kasihan dari Jalyn karena dia adalah seorang yang memiliki kepercayaan yang kuat terhadap Jalyn.
Ketika Deceived berdiri di hadapan takhta, dia diberikan perintah yang sama seperti yang diberikan kepada Independent: “Berikan pertanggungjawaban dari pelayananmu.”
Sama seperti Independent, dia menyaksikan kehidupannya di sebuah layar besar sejak hari pertamanya masuk sekolah sampai sebelum hari penghakiman. Sungguh melegakan melihat kesetiaannya menghadiri sekolah dan menjadi pendukung Jalyn di hadapan semua orang yang hadir. Tetapi, tidak lama kemudian dia menjadi terkejut. Gaya hidupnya berbalik menuduhnya. Dia telah mengkompromikan cara-cara hidupnya, tetapi karena semuanya menjadi jelas di hadapan hakim yang agung dan para saksi yang murni ini, dia menjadi malu. Pada saat persetubuhannya dengan lebih dari satu orang disingkapkan di hadapan semua hadirin yang mulia ini, dia ingin meringkuk ke dalam sebuah lubang dan bersembunyi.
Tidak hanya tingkah lakunya yang disingkapkan tetapi juga maksud dan motivasinya. Bagaimana Jalyn bisa mengetahui semuanya ini? Bagaimana dia bisa menghakimi Deceived untuk hal-hal yang tidak seorang pun mengetahuinya? Rahasianya yang terdalam sekarang sudah disingkapkan. Seluruh hadirin melihat bagaimana dia bernafsu untuk mendapatkan keuntungan dalam transaksi bisnisnya, dalam penjualan rumah-rumahnya, dan dalam pengembangan lahan miliknya. Mereka melihat fitnahan dan gossip yang biasa dia gunakan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Sangat tampak jika segala sesuatu yang dia lakukan dimotivasi oleh hawa nafsunya untuk mendapatkan lebih lagi. Dia ingin melakukan segala sesuatu dengan caranya sendiri, dan segala sesuatunya hanya untuk dirinya sendiri. Tidak ada yang perlu di bantah lagi dengan kenyataan tersebut. Tetapi, dia menenangkan dirinya sendiri dengan berpikir bahwa tidak ada seorang pun yang mempermasalahkan hal ini karena dia memiliki kepercayaan kepada Jalyn dan menyatakan kesetiaannya kepada Jalyn.
Begitu kehidupannya selesai diputar kembali, Jalyn kemudian berbalik kepada Royal Scribe dan bertanya, “Apakah nama Deceived ditemukan dalam Buku Kehidupan?”
Dan Royal Scribe merespon, “Tidak, Tuanku.”
Jalyn mengumumkan, “Deceived, kau bersalah karena telah menyangkal aku, dan kau akan dibawa ke Tanah Suram untuk menghabiskan sisa hidupmu dalam kegelapan yang dalam, sunyi, dan tanpa harapan.”
Deceived terkejut. Pikirannya bergerak cepat, tidak, ini adalah suatu kesalahan. Ini tidak mungkin terjadi! Saya adalah seorang yang percaya pada Jalyn. Apa maksudnya dengan,” menyangkal aku?”
Dia berteriak, “Bagaimana saya telah menyangkal engkau!”
Kemudian, Jalyn menjawab, “Tidakkah kau mendengar ketika guru-gurumu memperingatkan mereka yang ‘menyatakan dirinya mengenal Jalyn, tetapi mereka menyangkalnya dengan cara hidup mereka’?”
Sekali lagi Deceived menjawab, “Tetapi, raja yang agung, saya menghadiri sekolahmu. Saya setia dan tidak pernah ketinggalan kelas, dan saya terlibat dalam berbagai kegiatan. Saya bahkan memanggil engkau tuanku!”
Jalyn segera menjawab, “Mengapa kau memanggilku, ‘Tuhanku, Tuhanku,’ dan tidak melakukan perintahku? Tidakkah kau mendengar firmanku ketika aku mengatakan, “Tidak semua yang terdengar agamawi adalah orang-orang yang taat kepadaku. Mereka mungkin menganggap aku sebagai “Tuhan, “ tetapi tetap saja tidak akan masuk ke Affabel. Karena masalah yang menentukan adalah apakah mereka menaati Bapaku…Pada Hari Penghakiman akan ada banyak orang yang berseru, “Tuhan, Tuhan, kami telah memberitakan namamu dan menggunakan namamu…” Tetapi aku akan menjawab, “Kau tidak akan pernah menjadi milikku. Enyahlah, kau sekalian yang berbuat kejahatan.”
Deceived menjadi sangat gelisah, “Tetapi saya memiliki iman…saya percaya kepadamu, jadi menurut firmanmu saya seharusnya diselamatkan.”
Jalyn sangat sabar, tetapi juga tegas. Dia melihat kepada seorang warga di antara orang-orang yang hadir, dia adalah seseorang yang dahulu menjadi guru, dan sekarang duduk di sebuah takhta yang lebih kecil, “Bacakan untuk Deceived apa yang telah kau ajarkan di dalam kelas-kelasmu.”
Laki-laki ini membaca dari tulisan kudus, “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?… demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Jalyn saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? “
Kemudian Jalyn mengulangi, “Engkau mengatakan bahwa kau memiliki iman, tetapi iman bukanlah tanpa adanya ketaatan. Tidak cukup untuk mengatakan bahwa kau percaya, karena bahkan setan-setan pun percaya tetapi mereka tidak diselamatkan. Mereka yang benar-benar percaya akan menunjukkan sifat yang diubahkan dan tidak lagi menghasilkan buah-buah yang jahat. Kau terus-menerus menghasilkan buah dari tuan kejahatan Dagon, yang hanya membuktikan bahwa kau memang tidak pernah sungguh-sungguh percaya kepadaku dari hatimu.”
Deceived mengalami saat yang sulit untuk memahami semua yang dikatakan dan menjawab, “Tetapi bagaimana dengan orang yang jahat ini, Ruthless? Saya jauh lebih baik dari pada dirinya! Bagaimana engkau bisa membiarkan dia masuk dan membuang diriku? Engkau tidak adil! “
Jalyn merespon, “ ‘Kau mengatakan: Tuhan tidak adil! Dengarkan aku…Apakah tindakanku yang tidak tepat ataukah tindakanmu yang tidak tepat?…kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.”
Merasa frustasi dan marah, Deceived berteriak, “ Tetapi saya membagikan firmanmu dan bersaksi kepada orang-orang tentang engkau. Saya bahkan menjadi pengajar pengganti di sekolahmu!”
Jalyn menjawab dengan tegas, “ Janganlah kamu memperkatakan hukum-hukumku lagi dan berhentilah menyatakan janji-janjiku, karena kamu telah menolak ajaran-ajaranku, tidak memperhatikan hukum-hukumku. Kamu melihat seorang pencuri dan membantu dia, dan menghabiskan waktumu dengan orang-orang jahat dan tidak bermoral. Engkau mengutuk dan berbohong, dan perkataan kotor keluar dari mulutmu. Engkau memfitnah saudaramu sendiri. Aku tetap diam –pikirmu aku tidak peduli – tetapi sekarang waktu penghukumanmu telah tiba, dan aku akan membawa semua perkara ini ke hadapanmu.”
Deceived terdiam. Pikirannya berputar, tetapi dia tidak memiliki sesuatu yang akan dikatakan lagi sebagai pembelaannya.
Beberapa saat berlalu; “Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”
Saat Kepala Penjaga mendekat, Deceived melontarkan kata-kata kotor kepada Jalyn, para penjaga, dan para warga Affabel. Dikuasai kemarahan, dia bergerak dengan liar. Setiap kebaikan yang ado di dalam dirinya telah tertelan.