EPISODE 17 : PENGHAKIMAN SELFISH

Selfish mengira bahwa dia dipanggil terlebih dahulu karena jabatannya sebagai Gubernur Endel. Dia sangat yakin bahwa dia akan diberi upah besar karena kepemimpinannya dalam kerajaan Endel. Dia teringat bagaimana pengajaran dari tulisan kuno berbicara mengenai upah dan posisi memerintah di Affabel bagi mereka yang dianggap setia di Endel. Dia telah melihat komunitas itu berkembang selama dua tahun pemerintahannya sebagai gubernur. Dia sangat yakin saat dia menghadap Raja.

Pintu Aula Besar terbuka dan Selfish dikawal masuk ke hadapan raja. Dia diliputi dengan rasa terpesona akan kemegahan aula yang sangat besar itu. Dia memperhatikan aula itu hampir penuh. Semua yang hadir berdiri. Selfish bertanya-tanya mengapa ada beberapa kursi yang kosong, tetapi dengan cepat dia menghilangkan pikiran tersebut dengan alasan bahwa warga tersebut duduk terpisah.

Di sana, di kejauhan, berdiri takhta Jalyn; takhta itu lebih mulia dari pada apa yang pernah dibayangkannya. Dia juga memperhatikan beberapa takhta yang lebih kecil yang dengan tepat ditebaknya sebagai milik hamba-hamba Jalyn. Jantungya berdetak dengan cepat-ada beberapa kursi yang belum ditempati. Dia merasa yakin bahwa salah satu dari kursi takhta tersebut akan diberikan kepadanya.

SEORANG TEMAN LAMA

Ketika Selfish maju ke depan, dia dikejutkan dengan perubahan yang mulia dari para mantan Endelites yang sekarang menjadi warga Affabel. Setelah beberapa langkah maju ke depan, dia mengenali seorang teman lama di bagian belakang aula. Namanya adalah Social. Dia memiliki sebuah restoran yang sering dikunjungi Selfish. Dia melihat ke arah Kepala Penjaga seakan-akan bertanya apakah dia diperkenankan untuk berbicara; dan penjaga itu mengangguk,

Selfish mendekat, dan keduanya bertemu. “Bagaimana kabarmu, Social?” tanya Selfish.

“Saya baik-baik saja,” jawab teman lamanya tersebut;”tetapi nama saya bukan lagi Sosial; sekarang nama saya adalah Content. Tuan Jalyn memberikan saya nama baru ini seperti yang dilakukannya kepada semua hambanya begitu mereka muncul di hadapan takhtanya.

“Affabel jauh lebih indah dari yang pernah dapat kita bayangkan. Aula besar ini adalah pintu masuk menuju kerajaan keindahan, kota yang megah dan mulia. Raja itu sangat baik, mengasihi, dan mulia dibandingkan dengan siapa pun juga yang pernah kamu temui atau kamu kenal. Saya sangat bersyukur karena mengenal dan melayani dia. Merupakan suatu kehormatan berada di kerajaannya. Ini jauh lebih baik dari segala hal yang pernah kita ketahui. Seandainya ketika saya berada di Endel saya telah mengetahui apa yang saya ketahui sekarang, saya akan hidup dengan cara yang berbeda dari apa yang pernah saya lakukan. Saya akan berfokus kepada hal-hal yang menyenangkan raja. Saya akan hidup sebagai seorang warga yang lebih baik dalam masa hidup saya yang sangat singkat di Endel. Jika saya berlaku demikian, maka saya akan lebih dekat padanya sekarang ini.”

Selfish menjawab, “Apa maksudmu? Kamu adalah seorang warga yang baik di Endel! Kamu menjalankan salah satu restoran yang terbaik dan mendukung beberapa acara dalam komunitas. Kamu sering memberikan kontribusi baik secara keuangan naupun memberikan makanan gratis untuk mengumpulkan dana kampanye. Kamu bahkan mengorbankan penghasilan dari restoranmu untuk melakukannya!”

Content menggelengkan kepalanya, “Saya melakukan semuanya untuk mendapatkan penghargaan dan penerimaan. Saya juga mengetahui bahwa itu semua akan mendatangkan lebih banyak pelanggan. Motivasi saya bukanlah untuk memberkati, tetapi untuk membuat bisnis saya menjadi sukses. Saya seharusnya mendengarkan perkataan Jalyn. Dia telah memberitahu kita, ‘Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.’ Saya menyumbangkan makan malam itu hanya untuk mereka yang berpengaruh di Endel, bukan bagi kebaikan komunitas. Saya ingin berada di kalangan orang-orang berpengaruh di Endel.”

Selfish menyelidiki lebih lanjut. “Tetapi kamu sering menyumbang bagi Sekolah Endel. Tidakkah hal ini membuat Jalyn memberikan hal yang baik kepadamu?”

Content menjawab,”Saya memang memberikan sumbangan ke Sekolah Endel, tetapi tidak seimbang dengan keberhasilan restoran saya. Sesungguhnya saya hanya memberi sedikit saja. Saya menyimpan banyak keuntungan dari restoran itu karena saya takut gagal. Hal ini juga disertai dengan suatu hasrat untuk hidup dalam ‘kehidupan yang baik’. Maksud saya yang sesungguhnya adalah untuk menjaga diri saya sendiri. Sedikit sumbangan yang saya berikan adalah untuk menenangkan hati nurani saya. Saya terpaksa melakukannya karena para guru seringkali membicarakan pentingnya memberi bagi kerajaan dan bagi orang-orang yang membutuhkan. Saya akhirnya memberi karena rasa bersalah dan terpaksa bukan karena belas kasihan dan kasih.”

Content melanjutkan, “Saya lupa dengan ilustrasi Jalyn tentang seorang janda yang mengasihi kerajaan Affabel. Ingatlah dia berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”

Selfish memikirkan semua kegiatan social dan perjamuan makan yang pernah diadakan di rumahnya; tidak ada orang miskin atau bahkan orang yang kurang beruntung di sana. Kemudian dia teringat lima ribu dolar yang diberikannya untuk menyenangkan mereka yang merasa kecewa dengan pilihannya untuk memberikan lahan itu pada pusat perbelanjaan bukannya kepada sekolah. Saat itu dia berpikir bahwa itu cukup baik, tetapi sekarang dia merasa malu karena betapa kecilnya yang telah dia berikan. Bagaimana hal ini bisa adil di hadapan Jalyn?

“Ketika hidup saya diputar kembali, sangat jelas bagi semua orang bahwa saya hidup hanya untuk kesenangan, keamanan, dan reputasi diri saya sendiri bukan untuk kemuliaannya. Sekarang saya adalah salah satu warga terendah di kota ini. Meskipun demikian, saya masih saja kagum dengan kebaikan dan kasih Jalyn kepada saya. Saya benar-benar tidak layak menerima apapun darinya, tetapi seperti yang akan kamu lihat tidak lama lagi, kasihnya dan kemurahannya melampaui pengertian. Saya berhutang pada kebaikannya yang luar biasa selama hidup saya.”

Dengan terkejut, Selfish berteriak, “Warga terendah? Maksudmu ada sistem tingkatan di sini?”

Content tersenyum dan berkata, “Ya, benar. Kita diajarkan di Endel, meskipun banyak dari kita tidak pernah memikirkannya dengan serius. Tetapi di dalam hati kita mengetahuinya; bahkan kenyataannya, kamu memikirkan kebenaran ini saat kamu berjalan memasuki aula ini. Saya mendengar pemikiranmu; kamu berharap untuk ditempatkan di salah satu takhta. Kamu mengetahui ini dari tulisan kuni yang diajarkan di kelas. Meskipun saya meragukan kamu akan mengakui apa yang kamu percayai ini ketika kamu di Endel.”

“Meskipun yang setia kepada Jalyn selama hidup kita yang singkat di Endel adalah para pemimpin dan warga yang memegang posisi paling menarik di lingkungan ini. Mereka hidup di bagian yang terindah di kota ini dan memiliki hak istimewa untuk sering berinteraksi dengan raja. Mereka yang hidup hanya bagi diri mereka sendiri sewaktu kita di Endel akan ditempatkan di sisi luar kota ini. Ini juga terlihat dari dalam aula. Orang-orang yang ada di garis belakang aula ini adalah mereka yang hidup di tanah dataran. Mereka diberi tugas sebagai pekerja. Kita berada di tempat paling terendah. Mereka yang duduk di bagian tengah ditempatkan di pegunungan dengan posisi yang lebih kreatif, sementara orang-orang yang berada di depan dan yang berada di atas takhta hidup di Pusat Kerajaan. Itu adalah tempat di mana raja tinggal, dan mereka diberikan hak istimewa untuk hidup dan bekerja bersama raja. Mereka adalah yang terbesar di kerajaan ini.”

Content menyimpulkan, “Temanku Selfish, ketahuilah bahwa Jalyn adalah seorang pemimpin yang adil dan penuh kasih. Segala sesuatu yang dia berikan kepadamu adalah suatu upah. Tidak ada seorang pun dari kita akan memiliki suatu kehidupan bahkan yang terendah sekalipun yang ada di kota ini jika bukan karena dia.”

Setelah mengatakan semuanya, Content kembali ke tempatnya. Kepala Penjaga kemudian memberikan tanda kepada Selfish untuk berjalan kembali menuju takhta.
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit