Alkitab dan sebuah masker sekarang merupakan hal yang biasa yang terdapat di Korea Selatan, biasanya terdapat di hotel-hotel di sana padahal Korea Selatan tidak dikenal dengan kekristenan yang kental. Lantas, apa yang menjadi latar belakang adanya Alkitab di setiap kamar di hotel-hotel yang ada?
Ternyata hal itu terjadi ketika ketegangan antara kedua negara menurun dan mereka sepertinya berdamai. Ada banyak orang Korea Utara yang datang ke Korea Selatan sehingga Alkitab terdistribusi. Namun, ternyata hal itu hanya sementara. Kini, adanya Alkitab di kamar-kamar hotel seakan merupakan tanda kecurigaan Korea Selatan terhadap para militer Korea Utara, menurut laman yang dirilis oleh Washingtonpost.com
Setahun setelah meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara membuat banyak jiwa di Korea Selatan yang berharap bahwa hubungan kedua negara ini akan membaik dihancurkan. Bulan Maret 2010, sebuah tanki Korea Utara menenggelamkan kapal Korea Selatan, the Cheonan dan membunuh 46 anggota angkatan laut. Di bulan November, Korea Utara kembali menghancurkan 200 gudang persenjataan di Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan, menyakiti para militer dan penduduk dan membunuh empat orang.
“Sebelum Cheonan dan Yeonpyeong, ada suatu harapan dan perasaan nostalgia terhadap Korea Utara,” kata Choi Kang, professor Institute of Foreign Affairs and National Security. Dia mengatakan pemikiran banyak orang Korea Selatan, “Kami harus punya hubungan yang lebih baik dengan Korea Utara. Kami harus menyediakan makanan darurat, bla bla bla. Namun sejak serangan itu, kebanyakan penduduk Korea Selatan mempunyai pandangan negatif terhadap Korea Utara, dan saya pikir susah untuk membalikkan keadaan saat ini,” tambahnya.
Ketegangan antara kedua negara yang bersaudara ini sepertinya tidak pernah selesai. Apapun tujuan Alkitab itu ditaruh di kamar-kamar hotel, kita berharap bahwa setiap orang akan membacanya dan mulai mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Kiranya banyak jiwa yang dijamah oleh Tuhan.
Source : washingtonpost/lh3