Anggota Militer Sudan, Membunuh Orang Kristen

Badan intelegensi militer telah membunuh seorang Kristen dalam pembantaian yang dilakukan pada minggu lalu usai terjadinya penyerangan terhadap tiga gereja di Sudan.

Sumber mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata Sudan telah menangkap Nimeri Philip Kalo, seorang siswa dari Seminari St.Paul pada tanggal 8 Juni di dekat Gerbang Misi PBB di Sudan (UNMIS), area Kadungli Al Shaeer dan menembaknya di depan para pengamat. Kalo dan umat Kristen lainnya melarikan diri dari kota itu setelah milisi menyerang dan menjarah setidaknya tiga bangunan gereja.

Mandat UNMI sendiri adalah untuk mendukung Perjanjian Perdamaian Komprehensif antara pemerintah Sudan dengan Negara Kristen dan animis di bagian selatan yang dijadwalkan akan memisahkan diri pada 9 Juli, salah satunya dengan membantu proses pelucutan senjata.Konflik bersenjata antara kelompok militer utara dan selatan pecah pada 6 Juni setelah pasukan dari utara merebut Abyei bulan lalu.

SAF menuduh Kalo menentang pemerintahan yang berlaku karena ia adalah seorang Kristen.

“Mereka menembaknya di depan mata kami dan mengancam kami untuk tidak menangis, atau kami akan bertakdir sama dengan Kalo,” kata seorang saksi dan diikuti dengan ledakan tangis dari para saksi mata lain.

Pada hari yang sama, seorang militan membantai seorang pemuda dengan sebilah pedang di Pasar Kaduli. Adeeb Gismala Aksam (33) seorang supir bus, anak dari seorang penatua di gereja tewas dibunuh dalam peristiwa ini.

“Saat kami berdoa, mereka mulai menembaki kami dan membuat kami sangat ketakutan.” Tidak ada korban jiwa. Namun SAF menangkap Pdt. Abraham James Lual di depan para jemaat, membawanya ketempat yang tidak diketahui dan menyiksanya selama dua hari sebelum akhirnya dibebaskan.

Saat ini umat Kristen masih dalam keadaan terguncang setelah mengatahui bahwa mereka menjadi target dari kaum militant yang bekerja bersama pemerintah.

Seorang umat Kristen yang merahasiakan identitasnya berkata bahwa ia telah ditangkap dibawah todongan senjata oleh SAF pada tanggal 8 Juni, dengan tuduhan bahwa ia tergabung dalam gerakan anti kelompok tertentu dan menentang pemerintahan. Mereka membawanya ke penjara militer, disana merka memukili dan menendanginya seperti sebuah bola.

“Saya terus berdoa agar Tuhan terus menyertai saya dan agar mereka beroleh pengampunan,” katanya. “Saya telah mengira bahwa hari itu adalah hari tereakhir untuk saya, tetapi atas perlindungan Tuhan akhirnya saya dibebaskan, walaupun saya harus segera meninggalkan kota ini.”

Pada tanggal 8 Juni SAF membakar bangunan Gereja Episkopal Sudan dan Gereja Kristus di Sudan Kadugli. Pada hari Minggu 12 Juni Gubernur Kordofa Utara menyatakan perang telah berlangsung dengan orang-orang Nuba yang sebagian besar adalah umat Kristiani.

Umat Kristen di daerah ini masih mengalami trauma akibat kekejaman yang menjadikan mereka target dari serangan SAF dan kaum militant. Sumber Open Doors dari Sudan berkata bahwa “Saudara kita disana memerlukan kita. Mereka mengajak kita berdoa puasa untuk krisis yang terjadi di bagian Selatan Kordofan.”
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit