Mengenyam pendidikan tinggi di sekolah bergengsi di luar negeri dengan prestasi cemerlang tentunya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Itulah yang dicapai oleh seorang remaja putra asal Indonesia berusia 17 tahun, Hartadinata Harianto.
Remaja kelahiran 21 April 1994 ini menjadi satu-satunya orang Indonesia peraih IPK sempurna, yakni 4.0 di Bard High School Early College (BHSEC). Sekolah terkemuka di New York, AS ini merupakan sekolah favorit dan menerapkan sistem akselerasi atau percepatan.
Untuk diterima sebagai siswa sekolah yang didanai Bill dan Melinda Gates Foundation tersebut tidaklah mudah. Persyaratan yang harus dipenuhi beraneka ragam dan bertaraf sulit, mulai dari nilai, ujian esai, matematika, dan sebagainya. Namun Harta, begitu penggemar ping-pong ini akrab disapa, mampu mengalahkan pendaftar lain yang mencapai 6.000-8.000 orang.
Remaja yang pernah bersekolah di SD Ciputra, Surabaya ini tercatat dua kali meraih MURI. Yang pertama, untuk keberhasilannya sebagai orang Indonesia yang berhasil meraih prestasi terbaik di sekolahnya. MURI kedua sebagai motivator termuda umur 17 tahun. Selain itu, masih ada seabrek penghargaan yang berhasil dicapainya, antara lain Math Academic Excellence (2006), Academic Gold Honor Roll (2007), Academic Gold Honor Roll (2008), Academic Excellence for Mathematics (2008), dan National Top 2% ELA Examination (tes English Language Arts pada 2008). Bahkan, ia menggondol President's Education Award's Program dari Presiden AS pada tahun 2008, yaitu George W. Bush.
Pencapaian prestasi yang gemilang dari putra bangsa ini membuat Duta Besar Indonesia di Washington DC tak ketinggalan memberikan penghargaan. Harta memperoleh penghargaan Ambassador Awards for Excellence dari Duta Besar Indonesia di Washington, Dinno Patti Djalal, pada Desember 2011.
Prestasi dan hasil maksimal yang selalu dicapainya dikarenakan Harta memiliki motivasi yang kuat dan keinginan untuk selalu belajar. Putra pengusaha developer ini mengaku tidak pernah jenuh dengan jam belajarnya yang sangat padat. "Tak pernah ada rasa jenuh dan ingin menyerah, toh di waktu luang saya masih bisa hang-out dengan teman-teman," ujarnya.
"Di mana pun, dalam keadaan apa pun saya siap belajar dan menghafal. Sehari belajar setidaknya empat jam. Kalau ujian sedang berlangsung maka saya bisa belajar lebih dari 24 jam. Jika ujian hari Senin, maka sejak pukul 6 pagi minggu saya sudah belajar dan menghafal, dan saya tidak akan tidur selama 24 jam sampai hari ujian tiba," lanjut Harta yang sejak kelas dua SD pindah dan menetap di Amerika Serikat mengikuti kedua orang tuanya.
Harta juga mengaku keinginannya untuk menjadi yang terbaik terinspirasi dari kecintaannya terhadap film Power Ranger. Ia ingin menjadi yang terbaik seperti Power Ranger. "Saya ingin sukses di akademis. Karenanya, saya terus termotivasi tinggi, mulai kelas 5 dan 6. Kalau anak lain bermain video games, saya tidak interested," kata remaja penyuka olahraga ini.
Yang patut diacungi jempol adalah tekadnya untuk kembali ke Indonesia setelah menimba ilmu setinggi mungkin di negeri Paman Sam. "Ketika pendidikan saya selesai di Amerika, saya akan kembali ke Indonesia. Rencananya saya akan dirikan rumah sakit dengan perlengkapan yang sangat canggih dan yang sangat dibutuhkan oleh seluruh rakyat Indonesia," ujar Harta dengan semangat. Cita-cita terpendamnya ini muncul karena keprihatinannya terhadap kondisi rumah sakit di Indonesia yang pernah dilihatnya sendiri ketika neneknya sakit dan berobat di rumah sakit di Indonesia.
Di sela kepadatan jadwal sekolah di Amerika, Harta menyempatkan diri mengambil cuti untuk bekerja sama dengan Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. "Meski jadwal belajar saya agak terganggu, saya menyempatkan hadir ke sini untuk menghadiri beberapa acara pemberian motivasi dan konsultasi belajar ke luar negeri. Sebab, saya selalu merasa terpanggil untuk memberi dukungan pada secuil apa pun kemauan anak Indonesia mengejar cita-cita lebih tinggi," katanya di sela-sela acara "Friday Sharing With Hartadinata" di Aula Institut Manajemen Telkom di Bandung pada Jumat, 17 Februari 2012 kemarin.
Prestasi dan tindakan Harta ini memang layak mendapat acungan jempol. Keberhasilannya ternyata tidak lantas menjadikan Harta sosok yang sombong dan pelit ilmu. Justru, ia berbesar hati untuk membagikan pengalamannya kepada sesama anak bangsa. Luar Biasa!