Memaksa Kuliah Meski Tak Punya Hak Dapat Ijazah

Namanya dikenal sebagai kolumnis jempolan dan seorang humoris. Karya-karya tulisannya terutama bisa dibaca di koran The Washington Post di mana ia sering menulis satir politik. Dari karyanya itu pada tahun 1982 dan 1986 ia mendapatkan hadiah Pulitzer.

Art Buchwald adalah anak keturunan Yahudi Austria-Hungaria. Ayahnya sebenarnya punya bisnis keluarga yang memproduksi gorden, namun bangkrut ketika resesi melanda AS. Kebangkrutan itu membuat keluarganya menitipkan Buchwald di rumah penampungan anak. Buchwald tinggal di sana sampai usia 5 tahun. Setelah ekonomi keluarga membaik, ia bisa bergabung lagi dengan keluarganya.

Sekolahnya tak sampai menamatkan SMA karena kemudian ia kabur gara-gara ingin bergabung dengan pasukan AS untuk menghadapi Perang Dunia II. Ia berhasil masuk marinir setelah mencatut umur. Ia bertugas di Lautan Pasifik sebagai teknisi sayap pesawat tempur AS.

Pulang ke AS ia melanjutkan sekolah di sebuah college. Sebenarnya ia tak bisa masuk college karena SMA pun tak tamat. Namun pihak universitas mengijinkannya belajar tetapi ia tak bisa mendapatkan ijazah. Di kampusnya Buchwald aktif mengelola majalah dan koran kampus sebagai pemimpin redaksi. Dari sanalah karier kolumnisnya dimulai.

Sampai sekarang Art Buchwald telah menulis di sekitar 500 surat kabar. Ini membuktikan, jika niat belajar begitu tinggi ia tak peduli mau dapat ijazah atau tidak, yang penting belajar.
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit