Pendeta Freddy Wyatt dari Gereja Gallery di Broadway, New York, sangat marah dan kecewa ketika dia melihat keluar jendela kantornya dan melihat papan iklan yang berisi empat cerita bergambar, dimana ada wanita setengah telanjang di sana. Iklan untuk minuman vitamin ini pun tidak ditayangkan lagi sesudah itu.
“Saya sangat kecewa untuk wanita yang ada di iklan itu, mengetahui ada ribuan pria setiap harinya akan melihat gambarnya sebagai obyek nafsu, bukan sebagai seseorang yang dihargai,” kata pendeta berusia 36 tahun itu di laman website gerejanya. “Saya sangat kecewa jika anak kecil saya, Lilie, setelah mendengar pesan bahwa dia begitu dicintai dan dihargai oleh Tuhan, keluar gereja dan menerima pesan lainnya yang seolah-olah mengatakan,’mungkin jika kamu kelihatan seperti ini (wanita setengah telanjang yang ada di iklan tersebut), atau melepas pakaianmu dan menggoda pria, maka kamu baru akan dihargai mereka.’”
Wyatt pun bertindak. “Saya mengirimkan beberapa tweet kepada @CocaCola dan @Vitaminwater dan memberitahu mereka tentang pemikiran saya mengenai iklan itu dan meminta mereka untuk tidak menayangkannya. “Saya pendeta di NYC dan Anda baru saja menaruh papan iklan yang besarnya lebih dari sampah kehidupan di seberang @GalleryChurch…papan iklan itu menurunkan derajat wanita, tidak menolong untuk pria…dan apakah produk Anda begitu buruknya sehingga Anda harus menaruh wanita sebesar gedung? Mewakili keluarga di NYC yang mencari kehormatan dan keutuhan keluarga, tolong turunkan.”
Esok harinya Wyatt menerima balasan bahwa mereka ingin berdiskusi. Dia pun mengirimkan nomor telepon yang bisa dihubungi. Tapi ketika mereka menelepon, dia sedang keluar. Tapi keesokan harinya, dia melihat lagi keluar jendela kantornya, dan dia terkejut karena iklan itu sudah diganti. “Tindakan ini adalah tindakan yang patut dipuji, dihormati, dan keputusan tepat dari Vitamin Water,” kata Wyatt.
Wyatt dengan berani menyatakan apa yang benar dan apa yang salah. Meskipun mungkin dia mengalami konsekuensi yang berat, tapi dia tetap menyatakan apa yang benar. Kita juga harus berani, ketika diperhadapkan dengan pilihan benar dan salah, hendaknya kita pun nyatakan iya di atas ya, dan nyatakan tidak di atas tidak.
(Christianpost)