Patrick Greene adalah seorang atheis yang radikal, dia bahkan berencana menggugat Henderson Country, Texas jika daerah tersebut tidak menghapus replika kelahiran Yesus di halaman gedung pengadilan. Namun tidak lama setelah dia melakukan gugatan tersebut, penglihatannya menurun dan dia terancam buta.
Saat itulah Jessica Crye, seorang wanita Kristen, meminta bantuan dari pendetanya Erick Graham dari Gereja Babtis Sand Spring untuk melakukan penggalangan dana dan membantu pengobatan Greene. Di saat bersamaan, Greene pun bergumul dengan pertanyaan-pertanyaannya mengenai teori evolusi yang selama ini dipercayainya.
Sampai pada satu titik, Greene sadar bahwa teori evolusi tidak menjawab pertanyaan-pertanyaannya, melainkan hanya membuat pertanyaan-pertanyaan itu terlupakan untuk sementara waktu. Di sinilah dia mulai timbul celah untuknya percaya pada Tuhan.
Dia kemudian mulai mempelajari Alkitab, mulai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, iman pun mulai tumbuh dalam hatinya sehingga dia bisa yakin bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah. Kecintaannya pada kebenaran Injil pun membuatnya ingin menjadi seorang pendeta. "Aku akhirnya menyadari bahwa seseorang harus menerima iman tanpa meragukan setiap periode dan setiap koma," kata Greene seperti dikutip dari Christianpost, pada Rabu (4/4).
Pertobatan Greene itu mengejutkan banyak orang tidak terkecuali istrinya yang sudah 34 tahun menjadi orang Atheis. Greene menghimbau agar orang Kristen memperlengkapi diri mereka dengan Firman Tuhan, karena menurutnya akan sangat memalukan jika orang Atheis tahu lebih banyak tentang isi alkitab dibandingkan dengan orang yang mengaku diri mereka Kristen.
(christianpost)