Ditengah masa berkabung yang masih melanda umat Kristen Koptik di Mesir terhadap wafatnya Paus Shenouda III, ternyata ada beberapa kelompok yang mengatasnamakan agama, melancarkan diskriminasi yang memancing reaksi umat Koptik dengan seruan sukacita mereka atas kematian Paus Koptik itu.
Kelompok yang anggotanya mengisi 20 persen keanggotaan di parlemen Mesir ini menunjukan sikap diskriminatifnya melalui beberapa jejaring sosial. “Kami sangat bersukacita karena ia telah dimusnahkan. Kiranya Tuhan membalas perbuatannya dengan api neraka dan kepada seluruh pengikutnya.” Ungkap salah satu pemimpin kelompok itu bernama Sheik Wagdy Ghoneim, sehari setelah Paus meninggal di usianya yang ke-88.
Usai seruan diskriminatif ini dipublikasikan, beberapa kelompok yang mengatasnamakan agama dari aliran berbeda lainnya ikut mencerca kematian Paus Koptik. Hal ini mengundang kecaman dari Uskup Mouneer Anis, kepala Keuskupan Episkopal dan Anglikan Mesir bagian Afrika Utara dan Horn Afrika. Anis mengatakan bahwa menghina orang yang telah meninggal adalah sebuah tindakan yang sangat tidak sopan.
Namun beberapa kelompok besar yang satu agama dengan kelompok itu, tidak mengikuti langkah tersebut. Banyak dari pemimpin persatuan Muslim Mesir tetap menunjukan dukacita mendalam dan menghormati mendiang Paus Koptik.
(opendoorsindonesia)