Sedang Beribadah, Umat Kristen di Kenya Dibom Granat

Dua granat bertipe kembar meledak dalam waktu berdekatan di Kenya Sabtu (31/3) waktu setempat, diperkirakan dua orang tewas dan lebih dari 30 orang lainnya mengalami luka-luka dalam peristiwa tersebut.

Sebagaimana dilansir christianpost, serangan granat pertama terjadi pada saat ratusan umat Kristen di Mtwapa - sebuah kota di luar Mombasa - sedang mengadakan kebaktian. Segera setelah ledakan yang pertama, sebuah restoran makan di Mombasa juga mengalami hal yang sama.

"Tiga orang yang duduk di dalam mobil yang diparkir dekat lokasi acara melemparkan granat dan melaju pergi," ujar Pendeta Simon Kirariuki Kimami, seorang gembala gereja dari Kenyan Assembly of God yang berada di lokasi kejadian saat ledakan di Mtwapa terjadi. "Lalu saya mendengar ledakan dan melihat beberapa wanita turun, menangis minta tolong."

Satu dari dua korban yang tewas, tambah dia, tewas di tempat. Sementara satu lainnya lagi, meninggal pada saat perawatan di rumah.

Pejabat Kenya menyalahkan kelompok radikal atas serangan tersebut. Untuk diketahui, wilayah-wilayah Kenya dalam beberapa waktu belakangan ini memang kerap diteror dengan serangan-serangan granat karena pemerintah berotoritas disana pada musim gugur yang lalu mengirim pasukannya melintasi perbatasan ke Somalia untuk bertempur dengan para pemberontak.

Meskipun tidak jelas apakah serangan di Mtwapa mengusung ideologi agama tertentu, umat Kristen lokal dan internasional merespon hal ini dengan menjunjung tinggi semangat perdamaian.

"Pesan saya kepada orang Kristen di seluruh dunia, tetaplah teguh dalam melayani dan menghormati Tuhan Yesus Kristus, bahkan dalam menghadapi penganiayaan dan serangan kekerasan," kata Patrick Muchiri, gembala Gereja Pantekosta Mombasa. "[Saya mendorong orang Kristen] untuk tidak membalas. [Melainkan] mereka harus menunjukkan kasih bahkan ketika mereka diserang."

"Kami sangat prihatin dengan serangan bom yang menargetkan orang-orang Kristen yang tidak bersalah," ungkap Manajer Regional Intenational Christian Concern (ICC) untuk Afrika, Jonathan Racho. "Kami mendesak pemerintah Kenya untuk melindungi warganya dari serangan yang meningkat dari kelompok radikal."

Berdasarkan informasi ICC, selain ibadah umat Kristen, 900 meter dari lokasi tersebut terdapat juga pertemuan doa dari agama lain. Anehnya, pertemuan doa dari agama lain ini tidak mendapatkan serangan.

Membenci dan mengutuki adalah bentuk respon paling mudah pada saat orang yang melakukan kejahatan kepada kita. Akan tetapi, sebagai orang-orang percaya dan umat yang telah ditebus oleh darah Tuhan Yesus, kita harus mengikuti perintah-Nya yang tertulis di dalam Alkitab, yakni tetap mengasihi mereka yang memusuhi kita. Harus diakui ini bukan perkara mudah, tetapi Roh Kudus akan menolong dan memampukan kita melakukannya.

(christianpost)
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit