Di beberapa negara, khususnya negara dengan agama resmi, kebebasan beragama akan sangat ditekan, bahkan tak jarang menjadi alasan untuk melakukan diskriminasi terhadap kaum agama minoritas, bahkan perlindungan hukum dan hak asasi manusia untuk kaum minoritas pun akhirnya diabaikan.
Kenyataan tersebut seolah-olah menyatakan bahwa kebebasan beragama merupakan kebijakan pemerintah, namun Pendeta Dr. Stephen Tong, dalam seminar “Kebebasan Beragama Atau Kerukunan Beragama?” yang diselenggarakan di Aula Jhon Calvin, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Sabtu 31 Maret 2012 mengungkapkan, kebebasan beragama bukanlah anugerah pemerintah melainkan sesuatu yang telah diberikan Tuhan sejak masa penciptaan.
“Kebebasan beragama adalah sesuatu yang diberikan oleh Tuhan, dan bukan merupakan anugerah pemerintah,” ungkap Stephen Tong.
Stephen Tong mengungkapkan, aturan kebebasan beragama itu sudah ada di dunia sejak zaman penciptaan, yaitu ketika Allah menempatkan manusia di taman Eden dan mengizinkan ular untuk menggoda manusia. “Allah tentu bisa membuat pagar di taman Eden sehingga ular tidak bisa masuk ke sana, tapi itu tidak dilakukan Allah,” ungkap Stephen Tong.
Hal ini diulang kembali dalam kitab perjanjian baru, yaitu ketika Yesus bercerita tentang perumpamaan anak yang hilang, dimana sang bapa mengizinkan anaknya itu untuk memilih apa yang menjadi keinginan hatinya. Setelah mengakui kesalahan dan dosanya, anak bungsu itu kembali ke rumahnya dan diterima dengan sukacita oleh bapanya. Hal itu menggambarkan bahwa Allah membebaskan kita untuk memilih, namun tetap akan menerima kita kembali.
Stephen Tong juga mengingatkan bahwa kekuasaan pemerintah bersifat sementara dan masih berada di bawah kekuasaan Tuhan yang bersifat kekal. Karena hal itu, pemerintahan yang mencoba mengekang kebebasan beragama pun tidak akan bertahan lama. Stephen Tong juga menambahkan, bahwasanya oknum-oknum yang mencoba mengekang kebebasan beragama dengan menghalangi anggotanya untuk mendapat pemahaman selain dari agamanya sendiri itu, sebenarnya menunjukan bahwa mereka tidak percaya diri dengan apa yang mereka imani tersebut.
Walaupun Tuhan telah memberikan kita kebebasan, namun kita harus menggunakannya dengan penuh tanggung jawab. Kebebasan yang diberikan Tuhan bukanlah alasan kita untuk mencobai kuasa Tuhan, melainkan kesempatan yang Tuhan berikan agar kita bisa meresponi cinta dan kasih Tuhan dengan sepenuh hati sehingga tidak merasa terpaksa.
(jawaban)