Kisah Tasripin, anak berusia 13 tahun asal Banyumas, yang harus
mengurus ketiga adiknya karena ditinggal ayahnya yang bekerja di
Malaysia, dan ibunya yang sudah meninggal, menggugah banyak orang. Tak
terkecuali, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun tersentuh hatinya
hingga memberikan bantuan.
Tasripin merupakan gambaran anak yang meskipun belia tapi memiliki rasa
tanggung jawab yang besar. Ia harus bekerja di sawah agar adik-adiknya
bisa makan. Mungkin terpaksa karena keadaan. Tetapi apa pun namanya,
sikap tersebut telah menginspirasi banyak orang. Di tengah anak-anak
seusianya, bahkan remaja lebih tua darinya, yang lepas kendali karena
terbiasa menikmati hidup berlebihan, kisah Tasripin ibarat setitik air
yang menyejukkan. Sudah pasti masih banyak kisah lain serupa Tasripin
tetapi tidak terpublikasi karena tak tercium media.
Di mana kita menemukan contoh-contoh inspiratif selanjutnya? Di India
tiap tahun diselenggarakan ajang penobatan pahlawan bagi anak-anak
seusia Tasripin yang menunjukkan keberaniannya yang luar biasa. Salah
satunya, National Bravery Awards yang sudah digelar sejak tahun 1957.
Dengan adanya ajang itu, tiap tahun muncul pahlawan baru dari kalangan
anak-anak. Contohnya, Om Prakash Yadav, 12 tahun. Anak ini berangkat
sekolah dengan belasan anak lainnya menggunakan satu mobil van. Di
tengah jalan mesin mobil itu koslet hingga terbakar. Sopirnya ngacir
menyelamatkan diri, begitupun teman-teman lainnya. Lain dengan Prakash.
Begitu melihat delapan temannya terjebak di dalam mobil, ia masuk lagi
untuk menolongnya. Ia tak menghiraukan api. Kedelapan anak itu pun
selamat berkat pertolongannya, sedangkan ia terbakar muka dan
punggungnya. Meski ia selamat peristiwa itu menyisakan luka di wajah dan
punggungnya. Dia pun menerima National Bravery Awards untuk kategori Bharat Awards.
Sudah selayaknya kita pun memiliki ajang seperti itu yang dengan rutin
memberikan penghargaan pada anak-anak yang inspiratif. Para pahlawan
cilik ini tak hanya akan menjadi contoh bagi anak-anak seusianya, tetapi
contoh bagi kita semua. Di tengah berita keculasan, kecurangan,
kekerasan, korupsi, saling jegal, dan sebagainya, yang menghiasi berita
keseharian kita belakangan ini, kisah anak-anak seperti ini akan menjadi
semacam percikan embrio dari bangkitnya spirit pembangunan karakter
bangsa.