Pemberian Saudara Berdampak Besar Bagi Kelangsungan Hidup Kaum Ibu yang Menghadapi Penganiayaan Tak Terhingga Karena Iman Pada Kristus
Minggu ke-dua
Mei lalu, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya memperingati Hari
Ibu dengan perayaan yang semarak dan penuh sukacita. Tetapi pada Hari
Ibu kali ini, di saat kita mengucapkan terima kasih kepada Ibu kita
sendiri, ada jutaan Ibu di seluruh dunia yang telah dan sedang
mengorbankan segalanya karena menjadi pengikut Kristus. Esther dari
Nigeria Utara dan Meriam dari Sudan adalah dua Ibu yang harus membayar
harga yang sangat mahal setelah menjadi pengikut Kristus.
Esther adalah seorang janda dengan 6 anak
yang ditinggal mati martir oleh suaminya. Beberapa waktu lalu, suaminya
terbunuh dalam sebuah serangan yang dilancarkan oleh Boko Haram,
kelompok ekstrimis M yang berniat memberantas segala praktek Kekristenan
di Nigeria Utara. Semenjak itu, Esther harus berjuang menghidupi keenam
anaknya. Selama ini, almarhum suaminya menjadi tulang punggung
keluarga, sehingga kini Esther harus merasakan kesulitan dalam mencukupi segala kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Semua orang mungkin beranggapan seharusnya
Esther masih larut dalam duka mendalam atas martirnya sang suami. Tetapi
Esther adalah seorang wanita yang luar biasa. Meski mengaku masih terus
merindukan kehadiran suaminya hingga kini, Esther memiliki ‘roh semangat’ dalam menghadapi hidup dan sukacitanya itu menular. Senyuman hangat dan tulus terpancar dari wajahnya seketika mampu menyalakan suasana di manapun ia berada. Pembawaannya yang selalu diliputi kedamaian membuat orang-orang tidak menyangka bahwa ia telah melalui berbagai pengalaman pahit.
"Alkitab mengatakan, Allah Bapa adalah
"suami" bagi para janda," kata Esther. "Ia telah mengutus para
pengikutNya untuk memberkati keluarga saya dengan berbagai macam cara
yang tak terduga. Pernah sekali waktu kami sama sekali tidak punya
makanan, lalu saya berdoa agar Bapa membukakan jalan bagi saya untuk
memberi makan anak-anak. Tak lama setelah selesai berdoa, seseorang
mengetuk pintu rumah kami. Ternyata seorang kawan lama almarhum suami
saya datang membawakan sekeranjang makanan untuk kami sekeluarga tanpa
mengetahui sebelumnya bahwa kami memang sedang kekurangan makanan!"
Bagi Esther, setiap hari adalah tantangan baru….yang selalu dijalaninya dengan iman percaya teguh. Sebagai sesama tubuh Kristus, sudah sepatutnya
kita tergerak untuk membantu Esther. Itulah sebabnya, Open Doors telah
memberi bantuan berupa modal untuk Esther yang terampil menjahit pakaian
perempuan untuk memulai usaha kecil-kecilan di bidang tersebut, agar ia
dapat menafkahi keluarganya.
Sejak usahanya dimulai, Esther bertekad untuk
membiayai segala kebutuhan rumah tangga, bahkan menyekolahkan
anak-anaknya. Sungguh merupakan suatu berkat yang tak ternilai turun
atas Esther oleh karena dukungan dari Anda, saudara-saudari seiman di
dalam Kristus. Salah satu permintaan Esther hingga kini adalah, "Mohon
bagikan kisah kami ini agar lebih banyak saudara-saudari di seluruh
dunia tahu tentang kondisi umat Kristen di Nigeria, dan berdoalah bagi
kami."