Pada pekan lalu, Benetton merilis gambar berupa foto ciuman para petinggi negara. Dalam iklan tersebut, Presiden AS Barack Obama tampak berciuman dengan Presiden China dan Venezuela. Benetton juga membuat foto ciuman Paus Benediktus dan Imam Al Azhar.
Vatikan pun marah dan mendakwa perusahaan pakaian asal Italia tersebut. Foto Paus dianggap sebagai pelecehan dan penghinaan terhadap umat Kristiani. Namun Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Indonesia Scot Marciel menolak untuk mengomentari gambar kontroversial yang dimuat dalam iklan perusahaan pakaian Benetton.
"Saya tidak bisa berkomentar untuk hal ini, saya juga tidak mengetahuinya. Mungkin saya akan coba untuk memeriksanya terlebih dahulu," ujar Dubes Marciel di kantor Kedutaan Besar AS di Jakarta, Selasa (22/11/2011).
Walau begitu Gedung Putih juga sudah melontarkan kecamannya terhadap Benetton. Gedung Putih menegaskan, sejak dahulu AS menolak adanya penggunaan foto Presiden AS untuk sebuah iklan.
Meski melontarkan kecamanannya, belum diketahui, apakah AS akan melakukan langkah yang sama seperti halnya yang dilakukan oleh Vatikan, yakni mendakwa dan meminta Benetton agar menarik segala gambar-gambar kontroversial itu.
Kita perlu mempertimbangkan kembali apakah bijak mengeluarkan sebuah media publikasi yang memuat foto seperti itu walau untuk kepentingan perdamaian? Masing-masing orang punya pola pikir berbeda terhadap tradisi dan kesopanannya. Untuk itulah kita harus menghargainya dalam bentuk apapun.
Sumber : berbagai sumber - niel