Opendoors - Umat Kristen Korea Utara tinggal di negara yang sangat tertutup bagi Injil, negara dimana mereka harus melalui penganiayaan yang sangat berat sebagai pengikut Kristus. Mereka tidak bisa saling bertemu satu dengan yang lain, apalagi bertemu dengan tubuh Kristus dari luar Korea Utara. Namun sungguh luar biaa ketika begitu banyak surat bisa diselundupkan dari Korea Utara dan dikirim melalui Open Doors. Surat-surat ini datang dari Saudara-Saudari kita di negara tersebut sebagai ucapan terima kasih dan rasa Syukur untuk dukungan doa dan kasih dari Saudara-Saudari mereka, tubuh Kristus diseluruh dunia.
“Hati yang penuh kasih kepada kami ditempat ini adalah sumber kekuatan dan semangat bagi kami.” ditulis oleh seorang Saudari.
“Sebuah kehormatan untuk menjadi bagian dari sebuah pelayanan distribusi buku-buku rohani. Walaupun kami sadar akan banyaknya kekurangan kami, namun kami akan tetap berupaya sebaik mungkin untuk dapat menjalankan misi pelayanan ini.” Ujar seorang Saudara.
Korea Utara yang tahun ini kembali ada diperingkat satu daftar World Watch List, adalah sebuah negara yang sangat tertutup bagi penginjilan dan sangat menolak ke Kristenan. Memiliki Alkitab dapat menyebabkan hukuman mati. Meski demikian, gereja tetap bertahan (underground) dengan jumlah umat Kristen berkisar antara 200.000 hingga 400.000 orang (secret believers). Open Doors melayani dan menguatkan mereka dengan mendistribusikan makanan, obat-obatan, pakaian, Alkitab dan buku-buku rohani (pelayanan underground). Melalui jaringan kami di negara ini, Open Doors juga melatih dan memuridkan kurang lebih 5.000 umat Kristen. Selain itu, Open Doors juga mengadakan kampanye doa bagi Korea Utara yang melibatkan umat Kristen diseluruh dunia.
“Misi kami sangat berbahaya.” Demikian disampaikan oleh seorang pemimpin gereja sambil menjelaskan betapa doa merupakan dukungan yang tak ternilai harganya. “Kami membantu jemaat yang melalui situasi sulit bahkan mematikan. Pelayanan semacam ini hanya bisa kami lakukan dengan bergantung penuh tanpa kompromi pada pimpinan Tuhan dan doa dari banyak Saudara diseluruh dunia. Hanya melalui kuasaNYA saja jaringan gereja rumah masih ada hingga hari ini. Kami harus tetap berjaga-jaga dan waspada. Hanya dengan satu kesalahan kecil, kami bisa kehilangan segalanya.”
Pemimpin yang sama ini juga menyampaikan ucapan terima kasihnya untuk bantuan makanan yang telah diterima oleh umat Kristen, yang kemudian membagikan makanan yang mereka terima dengan tetangga – tetangga mereka. “Gaji satu bulanpun tak cukup untuk membeli satu kilogram beras di pasar gelap. Bantuan Saudara tidak hanya membantu umat Kristen, tapi juga rakyat Korea Utara yang masih terus bergumul ditengah penderitaan yang sepertinya tak ada habisnya.”
Lebih dari bantuan-bantuan makanan, pakaian dan obat-obatan yang mereka terima, umat Kristen juga bersyukur untuk dukungan doa dan kasih bagi mereka. “Kami begitu terharu dengan dukungan yang berdatangan dari seluruh dunia, kami begitu tersentuh akan kasih dari Saudara-Saudari seiman. Jika tanpa kasih dan dukungan ini, kami tak akan mampu bertahan hingga sekarang.”
Karena keamanan yang sangat ketat, adalah hal yang mustahil bagi umat Kristen untuk bisa bertemu. Namun akhir tahun lalu, umat Kristen menyelenggarakan ibadah ucapan Syukur diseluruh negeri untuk bersyukur pada Tuhan atas bantuan dan dukungan yang mereka telah mereka terima. “Kami berdoa dan memuji Tuhan sepanjang malam.” Demikian ditulis seorang Saudara dalam suratnya. “Mereka yang tidak bisa datang ke lokasi ibadah, akhirnya berdoa dirumah masing-masing, diwaktu yang bersamaan.”
Tahun 2011, Open Doors mendistribusikan lebih dari 45.000 buku-buku rohani dan secara rahasia mengadakan pelatihan pemuridan bagi 5.000 umat Kristen. Ribuan pengungsi dan keluarga mereka juga mendapatkan bantuan melalui pelayanan safe house disepanjang perbatasan China.
“Kami percaya, satu hari nanti, kami bisa kembali menyelenggarakan Ibadah Ucapan Syukur bersama seluruh umat Kristen secara terbuka.” Penuh pengharapan seorang Saudara memanjatkan doanya.