Pendeta Skye Jethani punya pengalaman menarik saat jemaatnya berniat mengusirnya karena mereka tidak sependapat dengan pandangan bahwa Islam adalah agama kekerasan. Menurut Skye, pemikirannya merujuk pada tiga hal. Pertama, dalam keyakinan Kristen ada ajakan untuk mengasihi sesama meski berada dalam rasa takut. “Tidak adil bagi saudara kita yang Muslim. Hanya karena tragedi 9/11 rasa kasih sayang yang seharusnya diberikan, justru menghilang. Saya hanya ingin membantu gereja bergerak dari ketakutan masalah lain,” ungkapnya.
Kedua, keimanan Kristen tidak perlu ditunjukkan dengan menampilkan hal buruk dalam kepercayaan dalam agama lain. “Saya tidak tertarik untuk membela umat Kristen ataupun imperialisme Eropa. Saya hanya tertarik pada apa yang dikatakan Injil,” katanya.
Ketiga, umat manusia membutuhkan kebebasan. Utamanya, kebebasan berbicara dan berkeyakinan. Jadi, bila ada yang melarang kebebasan itu merupakan suatu bentuk kebodohan. “Saya hanya ingin hidup dalam masyarakat dimana umat Islam menikmati setiap kebebasan untuk menjalani kepercayaannya dan menyebarkan ajaran agamanya,” katanya lagi. “Jadi pemerintah Barat harus melindungi minoritas Muslim dari intoleransi. Dan tentu saja kita harus memastikan bahwa mereka dapat beribadah, hidup, dan bekerja secara bebas tanpa rasa takut,” tutupnya.
Kita mengasihi bukan berdasarkan karena orang lain baik kepada kita. Bahkan, ketika dia jahat sekalipun, harus tetap ada kasih di dalam diri kita. “Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkankan sesuaut kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmua kan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.” Itulah yang harus kita lakukan.
(republika)